Ketua DPR AS Nancy Pelosi melakukan pembicaraan dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam kunjungan dua harinya ke Damaskus. Pelosi menyatakan, pertemuannya dengan sejumlah pejabat pemerintahan Suriah merupakan kunci untuk memperkuat peran Suriah dalam perang melawan terorisme dan mengatasi krisi regional di Timur Tengah.
Sebelum bertemu dengan Presiden Assad di istananya, Rabu (4/4), Pelosi sudah melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallim dan Wakil Presiden Faruq al-Shara.
Pelosi adalah pejabat tinggi AS yang berkunjung ke Suriah setelah AS menarik duta besarnya dari Suriah, terkait kasus pembunuhan mantan perdana menteri Libanon Rafiq Hariri pada Februari 2005. Penarikan dilakukan, karena hasil investigasi PBB mengindikasikan keterlibatan Suriah dalam kasus tersebut, meski Suriah berulang kali membantahnya.
AS juga sudah menerapkan sanksi ekonomi terhadap Suriah sejak tahun 2004, karena Suriah dianggap telah memfasilitasi kelompok-kelompok terorisme, memberikan bantuan pada kelompok pemberontak di Irak dan ikut campur urusan dalam negeri Libanon.
Tak heran jika Presiden AS George W. Bush jengkel dengan kunjungan Pelosi ke Suriah yang dianggap musuh oleh pemerintahan Bush. Ia mengatakan, kunjungan Pelosi menimbulkan "sinyal beragam" yang akan merusak upaya pemerintahannya untuk mengucilkan rejim al-Assad atas tuduhan-tuduhan terorisme dan keterlibatan negara itu di Irak dan Libanon.
"Kesempatan foto dan pertemuan dengan Presiden Assad akan membuat pemerintahan Assad percaya bahwa mereka adalah bagian dari komunitas internasional. Padahal kenyataannya, mereka adalah negara yang mensponsori kegiatan-kegiatan teror, " ujar Bush, Selasa kemarin.
Namun Pelosi saat di Beirut mengatakan, bahwa kunjungannya ke Suriah merupakan kunjungan yang penting bagi AS dan merupakan bagian dari tanggung jawabnya terhadap keamanan nasional Amerika Serikat.
Pelosi menambahkan, kunjungannya itu sesuai dengan rekomendasi dari Kelompok Studi Iran beberapa waktu lalu, yang menyarankan agar pemerintahan Bush melakukan pembicaraan langsung dengan Damaskus dan Teheran guna mencari jalan keluar konflik di Irak dan di Libanon.
Sejumlah media massa Suriah mengemukakan pendapatnya tentang kunjungan Pelosi ke negeri itu. Harian Al-Baath milik partai yang kini berkuasa di Suriah menyatakan, pembicaraan antara Pelosi dan sejumlah pejabat negara Suriah sangat "bermanfaat bagi kedua belah pihak meski ada perbedaan tajam antara Suriah dan Demokrat tentang isu-isu Palestina dan konflik Arab-Israel.
Harian Tishrin, milik pemerintah menulis, "Kami mengakui pentingnya kunjungan Pelosi, tapi kunjungan itu tidak akan mampu menghapus semua rintangan yang selama ini menghalangi normalisasi hubungan Suriah-AS… Atau mampu menghalau awan gelap di atas hubungan kedua negara itu. "
"Namun bukan berarti kunjungan ini tidak akan menghasilkan hasil-hasil yang positif. Suriah adalah bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. Bersikaplah seperti itu di Libanon, Irak dan dalam proses perdamaian. Karena dialog adalah ibarat jalan dua jalur. Dialog bukan jalan satu jalur, " tulis Tishrin. (ln/middleeastonline)