Komandan pasukan pengawal presiden Mauritania yang baru saja dicopot dari jabatannya, mengambilalih istana kepresidenan di Nouakchott, ibukota negeri itu, Rabu (6/8).
Aljzeera melaporkan, pasukan yang loyal dengan komandan itu menangkap Presiden Mauritania, Sidi Muhammad Ould Cheikh Abdallahi, Perdana Menteri Yahya Ould Ahmed Waghf dan menteri dalam negeri.
Puteri presiden Mauritania mengatakan, "Pasukan dari BASEP (pasukan batalion keamanan kepresidenan) mendatangi rumah kami sekitar pukul 09.20 dan membawa pergi ayah saya." Saksi mata mengatakan, pasukan itu bergerak ke ibukota dan mengepung istana kepresidenan.
Juru Bicara kementerian luar negeri Prancis menyatakan, pihaknya sudah melakukan kontak dengan kedutaan besar di Mauritania dan mendapatkan konfirmasi tentang insiden yang terjadi di Nouakchott.
"Berdasarkan informasi awal, kelihatannya perdana menteri ditawan oleh sekelompok jenderal militer Mauritania, " kata Jubir Kementerian Luar Negeri Prancis itu.
Menyusul kudeta militer itu, televisi-televisi dan radio Mauritania tidak ada yang mengudara. Pasukan militer dilaporkan mengepung kantor televisi Mauritania. (ln/aljz)