Kudeta Mesir : Hamas Nyatakan Kesedihannya, Abbas Ucapkan Selamat Atas Keberhasilan Kudeta Mesir

haniya abbasPemimpin gerakan Hamas di Gaza menyatakan keprihatinan yang mendalam atas perubahan dramatis di Mesir setelah tentara Mesir menggulingkan Presiden Mohamed Morsi .

Para pengamat mengatakan penggulingan Mursi dan jatuhnya kelompok Islam di sana merupakan mimpi buruk bagi Hamas di Gaza karena hubungan yang kuat antara kedua kelompok Islam yang sangat historikal, dan kejadian ini ini akan membawa tekanan yang berat bagi Gaza dan Hamas.

Tiga hari lalu, pasukan keamanan Mesir memperketat langkah-langkah keamanan di daerah perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir, di mana mereka (militer Mesir) menghancurkan 20 terowongan penyelundupan dan menutup perbatasan Rafah sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Para pengamat juga percaya bahwa pengaruh situasi di Mesir dan negara-negara Arab lainnya mungkin akan melemahkan posisi Palestina dalam menghadapi Israel sebagai negara-negara yang kini sibuk dengan memperbaiki urusan internalnya. Hamas berhati-hati dan menahan diri dari bereaksi terhadap apa yang terjadi di Mesir.

Sedangkan Otoritas Palestina, Abbas  menyatakan bersikap netral terhadap krisis di Mesir, namun Presiden Abbas mengirimkan ucapan selamat kepada Presiden sementara Mesir setelah penggulingan Mursi. Bahkan Abbas memuji tentara Mesir atas upaya mereka untuk mengembalikan ketenangan dan menghentikan kerusakan lebih lanjut.

Ismail Haniya, Petinggi Hamas dan Perdana Menteri pemerintahan Gaza mengatakan “Masyarakat kami mungkin sedih tentang apa yang mereka lihat di sini atau di sana, tapi ini tidak berarti bahwa negara-negara yang berada di wilayah ini tidak mendukung rakyat kami dan resistensi mereka untuk mengakhiri pengepungan atas Gaza.”

Zeyad Zaza, wakil Haneya mengatakan kepada Xinhua bahwa gerakan dan pemerintahnya memilih untuk tidak ikut campur dalam urusan internal Mesir atau negara Arab lainnya, ia menambahkan ,”Kami tidak mengharapkan adanya tindakan negatif yang akan mempengaruhi ikatan kuat Palestina dengan Mesir. ”

Mursi telah berulang kali menerima para pemimpin dan pejabat Hamas di Kairo pada tahun lalu, di mana ia membuka pembatasan yang diberlakukan atas Rafah, tapi setelah Mursi digulingkan, analis politik menyatakan keprihatinan bahwa perubahan di Mesir ini akan tidak melayani kepentingan Jalur Gaza.

Mekhemer Abu Se’da, profesor ilmu politik di Universitas al-Azhar di Gaza mengatakan kepada Xinhua bahwa “perubahan yang sedang berlangsung di Mesir tidak akan menguntungkan bagi Hamas atau kepentingan Jalur Gaza pada periode mendatang.”

Ketika Mursi memenangkan pemilihan presiden, Hamas merayakan dengan hampir seluruh masyarakat Jalur Gaza dan para pejuang Hamas  menembakkan ke udara. Gerakan Islam ini  senang juga ketika Gerakan Ikhwanul Muslimin juga berhasil menguasai pemerintahan di Tunis, di Mesir dan di banyak negara Arab dan Negara Islam lainnya.

Selama pemerintahan satu tahun Mursi, Hamas di Gaza dituduh oleh media Mesir sekuler,  ikut campur tangan dalam urusan internal Mesir dengan mendukung Mursi dan gerakan Islamnya. Abu Se’da mengatakan “tuduhan Mesir yang berlebihan dan tidak bisa dibenarkan.”

Tindakan militer Mesir akan lebih ketat pada Hamas dan Jalur Gaza, terutama menutup terowongan dan menutup pintu Rafah untuk jangka waktu lama sampai situasi politik di Mesir mereda.

Analis politik lainnya memperkirakan jatuhnya gerakan Islamis di Mesir akan melemahkan pengaruh Hamas di wilayah tersebut dan akan mengharuskan Hamas untuk menerima kondisi rekonsiliasi internal dan mengadakan pemilihan umum di wilayah Palestina.

“Jalur Gaza, yang diperintah oleh Hamas, akan menjadi kantong daerah terisolir yang merupakan fokus keamanan Mesir dan ini akan tercermin  pada kesulitan kesulitan di jalur penyeberangan dan gerakan mereka,” kata Abrash.

Pada November tahun lalu, Mesir menjadi mediasi sebuah perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang mengakhiri delapan hari perang udara Israel di Jalur Gaza. Mesir telah juga menjadi mediasi pembicaraan rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah,  Partainya Abbas. (Xinhua/Dz)