Beberapa pemimpin Arab dan Eropa mengadakan KTT darurat yang dipelopori Mesir di Syarmu Syeikh.
Konferensi tersebut membahas permasalahan Gaza, dengan mendiskusikan solusi yang tepat untuk mewujudkan perdamaian dan menghentikan agresi Israel yang saat ini memasuki hari ke-24. Bersamaan dengan berjalannya KTT, tentara Israel diberitakan secara bertahap menarik diri dari perbatasan Jalur Gaza.
Mengawali sambutannya dalam KTT tersebut, Presiden Mesir, Husni Mubarak mengatakan, bahwa dirinya mendukung penuh proses perdamaian di Jalur Gaza, dan berharap hal itu segera terwujud. Hal senada juga disampaikan Presiden Prancis, Nicholas Sarkozi. Dirinya juga berharap agar peperangan di segera berakhir. Ia meminta kepada Israel agar tentaranya segera ditarik dari Jalur Gaza, sehingga kedamaian bisa tercipta di sana.
Kemudian, Sarkozi menambahkan, bahwa Prancis dan peserta KTT dari Eropa lainnya setelah konferensi akan bertolak ke Tel Aviv. Kami akan menepis kekhawatiran Israel, bahwa kami tetap berada di belakang Israel dan menjamin hak keamanan mereka. Ia kemudian menyaratkan agar roket-roket Palestina itu tidak lagi ditembakkan ke Israel, dengan demikian tentara Israel juga akan menarik diri dari Jalur Gaza.
Sebagaimana kabar yang tersiar, bahwa negara Eropa yang turut dalam KTT di Mesir tersebut, diantaranya Inggris, Prancis dan Jerman, telah mengirimkan kapal perang mereka ke perairan Timur Tengah, guna mencegah masuknya kapal yang menyuplai senjata ke kelompok perlawanan di Jalur Gaza.
KTT yang diadakan 2 hari setelah kesepakatan sepihak Amerika-Israel ini dihadari beberapa pemimpin negara Eropa dan Arab. Diantaranya Mesir, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Turki dan Yordania. Turut hadir pula Sekjen PBB, Amru Musa, Sekjend PBB, Ban Ki-Moon dan Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Hamas tolak KTT Syarmu Syeikh
Sedangkan dari pihak kelompok pejuang Palestina, Fauzi Barhum, Jubir Hamas mengatakan, "KTT Syarmu Syeikh yang dilaksanakan Ahad kemarin, tak lebih dari sekedar formalitas belaka, sama sekali tak berbobot." Ia kemudian mengkritik Presiden Palestina yang telah berakhir masa jabatannya, Mahmud Abbas, bahwa kedatangannya tidak lain karena perintah dari Amerika. Ia tegaskan pula, bahwa Abbas selama ini telah melakukan konspirasi besar untuk melemahkan kekuatan Hamas di Gaza.
KTT Syarmu Syeikh ini membawa hasil berupa sikap dukungan penuh terhadap kedamaian di Gaza, dengan jalan penghentian serangan Israel, dan menarik pasukannya dari Jalur Gaza. Serta pengamanan ketat di perbatasan, baik laut maupun darat, untuk mencegah pemasokan senjata ke Gaza. Disamping itu dibahas pula mengenai perbaikan Gaza kedepan. Dan pembahasan yang sama juga akan dibawa ke dalam KTT Ekonomi Arab yang dilaksanakan pada hari ini (19/1) di Kuwait. (SINAI/ALJ/ISM/IKH)