Organisasi Konperensi Islam (OKI) yang mengadakan pertemuan di Mekkah, Arab Saudi, akan mengeluarkan kecaman terhadap Suriah dan Burma terkait perlakuan terhadap minoritas Muslim Rohingya, kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.
“Baik Rohingya maupun Suriah akan ada pernyataan. Misalnya Suriah, di samping kecaman atas aksi kekerasan yang terjadi, ada usul yang belum disepakati kepala negara, untuk membekukan keanggotaan suriah di OKI,” kata Menlu Marty kepada BBC Indonesia, hari Selasa (14/08).
“Ini sebagai wujud dari keprihatinan kekerasan di Suriah dan peran pemerintah atas pelanggaran hak masyarakat sipil,” kata Marty.
“Tentang Rohingya akan ada keprihatinan yang sangat mendalam dan bahkan kecaman atas aksi-aksi kekerasan di sana,” paparnya.
“Tapi juga ada harapan agar bantuan kemanusiaan dapat diulurkan dan juga harapan agar negara ASEAN bisa berperan mengelola masalah ini sehingga hak masyarakat Rohingya bisa diperhatikan,” tambah Marty.
Pertemuan menteri luar negeri OKI di Mekah yang diselenggarakan sejak Senin (13/08) akan dilanjutkan dengan pertemuan kepala negara Selasa ini.
Kekerasan antara kelompok Muslim Rohingya dan Buddha di negara bagian Rakhine bulan Juni lalu menyebabkan puluhan orang tewas.
Para pegiat menuduh pemerintah Burma menindas masyarakat Rohingya yang tidak diakui sebagai warga Burma.
Ribuan warga Rohingnya mengungsi menyusul kekerasan sektarian ini.
Sementara itu terkait usulan pembekuan keanggotaan Suriah di OKI, Iran menentang rekomendasi tersebut.
“Kami jelas tidak setuju dengan usulan pembekuan anggota OKI manapun,” kata Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi.
“Kita harus mencari jalan dan mekanisme lain untuk menyelesaikan konflik dan krisis ini,” tambahnya.
Sementara itu, kepala badan kemanusiaan PBB, Valerie Amos tiba di Suriah Selasa (14/08) di tengah meningkatnya konflik antara pasukan Presiden Bashar al-Assad dan pemberontak.
Kunjungan Valerie Amos selama tiga hari akan dipusatkan pada langkah meningkatkan bantuan darurat.
Wartawan BBC mengatakan pertempuran di Suriah melumpuhkan panen tahun ini sementara pabrik-pabrik terpaksa ditutup.
Sekitar satu juta warga Suriah mengungsi, dengan sekitar 150.000 di antaranya menyelamatkan diri ke negara-negara tetangga.(fq/bbc)