Dr. Yusuf Al-Qardhawi mengecam aksi pembakaran dan perusakan yang dilakukan sebagian kaum Muslimin yang melampiaskan kemarahan akibat kartun Nabi Muhammad saw. Ia menyerukan semua umat Islam untuk menyampaikan protes dan kemarahan secara rasional dan tidak emosional hingga memunculkan bahaya yang lain.
Dalam dialog pada acara Asy Syariah wal Hayah yang rutin diselenggarakan oleh kantor berita satelit Aljazeera, ketua Forum Ulama Internasional itu mengatakan, “Aksi pembakaran dan perusakan yang dilakukan sebagian orang di sejumlah kota sebagai bentuk protes terhadap kartun Nabi saw tidak bisa diterima. Kami tidak menyeru orang untuk membakar mobil, tapi menyeru mereka untuk menampilkan kemarahan yang rasional agar tidak malah menimbulkan bahaya yang tidak diinginkan.” Ia lalu mengatakan, “Kami menolak permusuhan mereka (para penyebar kartun Rasulullah saw) terhadap kami, tapi kami tidak memerangi mereka. Kami terikat dengan syariat Allah dan berhenti sesuai perintahnya.”
Menanggapi kasus serangan terhadap salah satu gereja di Beirut Libanon akibat kemarahan sejumlah umat Islam ia mengatakan, “Ini masalah yang tidak dapat diterima. Kami melihat para pemimpin kaum Muslimin telah melarang mereka melakukan hal itu. Akan tetapi mungkin di sana ada yang memprovokasi di tengah gelombang demonstrasi dengan memanfaatkan kemarahan mereka, lalu melemparkan bensin untuk kemudian membakar.”
Seperti diketahui para demonstran di Suriah telah membakar dua kantor kedutaan besar Denmark dan Norwegia yang terletak di Damaskus. Sedangkan para demonstran di Libanon juga membakar kantor konsulat Denmark di Beirut dalam sebuah unjuk rasa yang berakhir rusuh.
Lebih jauh Qardhawi menyatakan, “Kami mengajak umat Islam untuk memboikot produk negara yang media massanya memuat kartun yang melecehkan Rasulullah saw. Kami menuntut pembuatan undang-undang internasional yang menghukum pihak yang melakukan penghinaan terhadap agama. Kami juga menyerukan para khatib untuk menyampaikan khutbah Jum’at di masjid-masjid terkait penghinaan ini. Inilah cara-cara yang mungkin dilakukan untuk reaksi atas kejahatan penghinaan atas Rasulullah saw.”
Dalam kesempatan itu Qardhawi juga mengkritik istilah “kebebasan berpendapat” yang menjadi alasan sejumlah negara yang melansir gambar kartun Rasulullah saw. “Ini bukan kebebasan. Karena tidak pernah ada kebebasan mutlak bagi setiap orang di dunia ini. Ketika Anda mengemudi mobil, Anda tidak bisa mengarahkannya semau Anda ke kanan dan ke kiri. Karena di jalan itu ada juga orang lain yang berjalan bersama Anda. Anda terikat dengan kaidah yang mengatur perjalanan Anda di jalan itu,” jelas Qardhawi. (na-str/iol)