Krisis di Libanon, Bentrokan Kembali Telan Korban Jiwa

Bentrokan antara mahasiswa yang pro dan anti pemerintah terjadi di Universitas Al-Arabiya, Libanon, mengakibatkan empat mahasiswa tewas dan 35 orang lainnya luka-luka.

Akibat bentrokan itu, militer Libanon memberlakukan jam malam di kota Beirut pada Kamis (25/1) mulai jam 08. 30 malam hingga Jumat dinihari waktu setempat.

Bentrokan itu terjadi ketika kelompok yang anti dan pro pemerintah saling adu argumentasi yang berakhir dengan adu fisik. Awalnya bentrokan itu hanya terjadi di sekitar kampus, kemudian merembet hingga ke jalan. Para mahasiswa membakar ban dan mobil, sehingga mengganggu arus lalu lintas.

Belasan orang mengenakan helm dengan membawa senjata apa adanya seperti, patahan kaki kursi, pipa, peralatan pertamanan, tongkat dan rantai bertemu disatu titik dan ikut bentrok dengan aparat kepolisian.

Aparat keamanan melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa dan melindungi area sekitar kampus. Truk-truk militer dikerahkan untuk mengevakuasi warga sipil yang terjebak akibat bentrokan tersebut

Sejumlah mahasiswa mengklaim saat bentrokan mereka ditembaki oleh para penembak jitu yang ditempatkan di atap-atap gedung di sekitar lokasi bentrokan.

Para pendukung organisasi Future Movement pimpinan Saad al-Hariri yang anti Suriah dan pendukung kelompok oposisi Hizbullah serta aliansinya, organisasi Amal disebut-sebut terlibat dalam bentrokan itu.

Menyusul peristiwa itu, PM Fuad Siniora menyerukan agar rakyat Libanon menghindari meluasnya ketegangan. Sementara Hizbullah dalam pernyataannya mendesak agar para pendukung Hizbullah meninggalkan jalan-jalan di sekitar universitas dan menghormati jam malam.

Juru bicara parlemen dan pemimpin Amal, Nabih Berri pada sejumlah televisi di Libanon menyatakan, "Apa yang harus dilakukan semua orang sekarang adalah menghentikan pertikaian. "

"Saya sekali lagi menyerukan pada anda semua untuk menyalurkan kekuatan untuk rekonsiliasi, untuk persatuan nasional, " seru Nabih Berri.

Al-Hariri juga meminta para pendukungnya untuk "tetap tenang dan tidak melayani segala bentuk provokasi. "

Selain di kampus al-Arabiya, bentrokan juga terjadi di distrik al-Taamir dekat kamp Ain al-Halwa di selatan Lebanon. Bentrokan itu terjadi antara pasukan keamanan Libanon dengan sekelompok orang bersenjata yang menyebut diri mereka Jund al-Sham. Tiga orang terluka dalam bentrokan itu, termasuk seorang tentara. (ln/aljz)