Kota Ketiga di Libya Jatuh Ketangan Oposisi

Kamis pagi, Tripoli ibukota Libya seperti kota hantu, kata seorang saksi. Sementara itu, kekuatan kelompok anti pemerintah menyatakan kemenangan di kota-kota lain, dan seperti dilaporkan mereka merebut kendali kota negara ketiga terbesar.

Misrata – juga disebagai Misurata – sekarang jatuh ketangan pihak oposisi, menurut beberapa saksi dan laporan media. Beberapa orang saksi juga mengatakan bahwa kota Az Zintan berada di bawah kontrol oposisi.

Pihak oposisi juga mengontrol Libya kota kedua terbesar, Benghazi, kota di mana banyak meluapkan kegembiraannya, dan banyak wartawan internasional berkumpul dan singgah. Hanya sesekali terdengar bunyi tembakan yang bisa terdengar, tetapi itu bunyi tembakan yang merayakan kemenangan.

"Ketika mereka melihat wartawan yang datang, mereka meledak dengan kegembiraan dan bersorak-sorai dan bertepuk tangan, orang-orang mengatakan" terima kasih, terima kasih "dalam bahasa Inggris, melemparkan permen dan tanggal di dalam mobil," kata CNN Ben Wedeman.

"Ini luar biasa. Seperti menyambut sanak famili yang pulang ke rumah atau kampung halaman mereka. Orang-orang yang putus asa, merasa mendapat perhatian dunia, dan mereka yang putus asa menyampaikan kisah-kisah mereka kepada wartawan," kata Wedeman, koresponden televisi pertama Barat yang bisa masuk Libya, saat krisis.

"Mereka tentu merasa sangat antusiasme, dan berusaha dengan segala kekuatan dan dedikasi untuk mempertahankan kota mereka," kata Wedeman. "Mereka tidak memiliki seperti yang dimiliki pasukan Gadhafi : "Tank, senjata anti pesawat udara, pesawat temur, dan kapal perang", tambah Wademen.

Namun ibukota Tripoli, adalah cerita yang berbeda. Suara tembakan terus terdengar sepanjang hari, sejak Kamis, dan banyak cerita orang-orang melarikan diri. Pasukan keamanan Pemerintah memperketat cengkeraman mereka di ibukota Libya,ujar seorang sumber. Tak seorang pun diizinkan keluar dan masuk Tripoli.

"Tidak ada orang berjalan di jalan, tidak ada yang mencoba untuk keluar, bahkan untuk melihat melalui jendela," ujar seorang warga yang tidak ingin disebut identitasnya karena alasan keamanan. "Ini sangat menakutkan."

Dibagian lain, bahwa Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton akan pergi ke Jenewa, hari Senin untuk bergabung dengan Dewan HAM Internasional dalam sebuah pertemuan untuk mendiskusikan tentang resolusi yang diambil terhadap Libya.

Pentagon menawarkan "semua pilihan" kepada Presiden Barack Obama dalam menghadapi krisis Libya, ujar seorang pejabat senior militer AS, kepada CNN.

"Tugas kita adalah untuk memberikan pilihan dari sisi militer dan itu adalah apa yang kita pikirkan sekarang," kata pejabat itu, yang menolak untuk menyebut namanya, karena situasinya sangat sensitif. "Kami akan memberikan pilihan kepada presiden yang harus diputuskan", ujar pejabat Petagon itu. (mh/cnn)