Pagi-pagi warga Palestina dikejutkan dengan adanya tumpukan pasir kuning tidak jauh di depan rumahnya. Tumpukan pasir itu sebagiannya disertai karung-karung pasir yang disusun persegi empat. Semula, ia mengira tumpukan karung dan pasir itu karena salah satu tetangganya ingin membangun gedung atau mau merenovasi rumahnya.
Tapi, ternyata tumpukan serupa ia dapati bukan hanya di satu tempat saja, melainkan di sepanjang jalan dengan berbagai bentuk. Ia pun mengerti, tumpukan pasir itu adalah salah satu pos pertahanan militer yang dirancang oleh pejuang Palestina tadi malam. Mereka melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi serangan Israel ke Ghaza.
Hati Nidhal, salah seorang warga Palestina di Ghaza, bertanya-tanya, “Apakah tank-tank Israel itu akan sampai ke sini?” Matanya mengarah ke sepanjang jalan raya yang terletak di jantung kota Ghaza, sekaligus pusat kehidupan masyarakat Ghaza. Sementara Khalid, seorang mahasiswa yang juga melewati jalan dan memperhatikan pos-pos pertahanan itu justru kagum dengan kesiapan pejuang Palestina. Meski ia tidak menyangka bila tank Israel bisa menjangkau pusat kota, tapi ia mengerti. “Kita harus memprediksi hal terburuk. Tidak ada yang bisa merasa aman dengan kemungkinan serangan Israel, " ujarnya.
Tumpukan pasir dan karung-karung itupun tidak terlalu mengganggu aktifitas kota Ghaza. Sejumlah kendaraan memang macet tapi sama sekali tak memberi dampak serius bagi warga. Bahkan, sejumlah anak-anak terlihat berada di tumpukan pasir itu sambil bermain.
Haji Abu Rafat mengomentari, “Semoga Allah melindungi pejuang dan mengokohkan mereka. Mereka berjaga semalam suntuk sementara kami istirahat. Mereka meletakkan pasir-pasir itu dengan prinsip Al-Quran, “Dan persiapkanlah untuk mereka apa-apa yang kalian sanggupi dari kekuatan dan kuda-kuda yang ditambat untuk perang. ” (na-str/iol)