Sebuah kota pantai Mediterania yang terkenal sebagai pusat jihadis Muslim di Libya, yaitu Kota Darna , terdengar seruan menderu, mereka telah bersumpah setia kepada Negara Islam.
Dibuktikan dengan pertemuan 10 hari yang lalu, para mujahidin di wilayah tersebut menggiring Kota Darna untuk menjadi kota pertama di luar Irak dan Suriah untuk bergabung dengan “Khilafah” Islamic State . Kota ini telah melakukan pengadilan syariah serta pemisahan siswa pria dan wanita di sistem proses ajar mengajar.
Kota Darna , telah dipimpin oleh seorang emir Negara Islam , yang diidentifikasi sebagai Mohammed Abdullah, seorang mujahidin asal Yaman yang dikirim dari wilayah jihad Suriah , ia juga dikenal dengan nama samarannya Abu al-Baraa el-Azdi, menurut beberapa aktivis lokal dari Darna.
Kota Darna bisa menjadi model bagi wilayah yang ingin bergabung dengan Khilafah , yang untuk mencoba memperluas wilayah kekuasaan IS di tempat lain. Khususnya, di Lebanon, pasukan tentara pemerintah baru-baru ini menangkap sejumlah mujahidin IS diyakini berencana untuk merebut beberapa desa di utara dan menyatakan mereka bagian dari “khalifah.” Sekitar wilayah tersebut, beberapa mujahidin telah berjanji setia kepada pemimpinnya, Abu Bakr al-Baghdadi.
Sumpah kesetiaan di Darna memberikan Negara Islam memiliki pijakan di Libya, sebuah negara Afrika Utara yang kaya minyak yang pemerintah pusatnya telah runtuh dalam kekacauan pada tahun 2011 ketika terjadi penggulingan dan kematian diktator lama Moammar Gadhafi.
Perlu diketahui , Basis Mujahidin sudah lama menetap di kota Darna , yang mulai bergerak sejak tahun 1980-an dan 1990-an , saat para mujahidin Islam melakukan beberapa pemberontakan melawan rezim Gadhafi.
Musim semi ini, sejumlah jihadis Libya yang berjuang untuk Negara Islam di Irak dan Suriah telah pulang ke kota Darna. Dari mereka yang kembali, yang dikenal sebagai Battar Group, membentuk faksi baru yang disebut Dewan Syura untuk Pemuda Islam, yang mulai menggalang mujahidin lokal untuk bergabung dengan Negara Islam. (JL/KH)