eramuslim.com –Serangan Israel terhadap Palestina di Gaza dan Tepi Barat mengakibatkan jumlah korban dari pihak Palestina menjadi 1.843 orang, kata Kementerian Kesehatan Palestina dalam laporan sampai pukul 5 sore waktu setempat seperti dilansir dari Antara.
Menurut pihak Palestina, 7.138 orang terluka akibat serangan Israel sejak 7 Oktober. Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, jumlah korban jiwa di Jalur Gaza mencapai 1.843 orang, sedangkan 44 orang lainnya tewas di Tepi Barat.
Sebanyak 250 dari 700 korban luka di Tepi Barat dirawat di rumah sakit. Gempuran Israel yang masih berlangsung menimbulkan penderitaan yang luar biasa bagi penduduk Palestina, khususnya di Jalur Gaza.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, korban jiwa, terutama anak-anak dan tenaga kesehatan, kian bertambah.
Sementara itu, Amnesty International mengatakan, Laboratorium Bukti Krisis milik mereka pada Jumat (13/10), telah membuktikan bahwa unit militer Israel yang menyerang Gaza dipersenjatai dengan peluru artileri fosfor putih.
”Kami sedang menyelidiki kemungkinan penggunaan fosfor putih di Gaza, termasuk dalam serangan dekat sebuah hotel di pantai Kota Gaza,” kata badan HAM tersebut.
Fosfor putih terbakar pada suhu yang sangat tinggi ketika terkena udara dan dapat terus terbakar di dalam daging sehingga menimbulkan rasa sakit yang mengerikan dan cedera yang mengancam nyawa dan tak dapat diatasi dengan air.
”Ini sebabnya fosfor putih tidak boleh digunakan di wilayah sipil. Gaza adalah salah satu wilayah berpenduduk terpadat di dunia. Kami terus menyelidiki kasus-kasus yang sangat memprihatinkan ini,” tambah organisasi tersebut.
Amnesty International mendesak Israel agar senantiasa menghormati Hukum Humaniter Internasional (HHI), warga sipil harus diselamatkan.
Pernyataan tersebut dikeluarkan beberapa jam setelah Human Rights Watch (HRW) pada Kamis (12/10) malam, memverifikasi video yang menunjukkan rangkaian ledakan fosfor putih yang ditembakkan di atas Gaza dan Lebanon pada 10-11 Oktober.
”Penggunaan fosfor putih oleh Israel dalam operasi militer di Gaza dan Lebanon meningkatkan risiko cedera parah secara jangka panjang pada warga sipil,” kata HRW. (sumber: Jpg)