Jumlah korban tewas akibat kerusuhan di kota Kabul, Afghanistan yang terjadi pada Senin (29/5) bertambah. Kepala polisi kota Kabul, Abdul Jamil Junbish secara resmi mengatakan, jumlah korban tewas yang tadinya dilaporkan hanya 7 orang, bertambah menjadi 12 orang. Sedangkan korban luka mencapai 100 orang.
Untuk pertama kalinya, sejak kerusuhan itu terjadi, pihak kepolisan memberikan keterangan resmi. Menurut Junbish, selain korban tewas dan luka-luka, sekitar 17 kendaraan rusak berat akibat kerusuhan itu.
"Ada 12 orang tewas, termasuk seorang polisi yang dipukuli hingga meninggal dunia ketika dibawa ke rumah sakit," katanya.
Sementara itu, Direktur Investigasi Tindak Kriminal Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Mirza Muhammad Yarmand mengatakan, pihaknya sudah menangkap 140 orang yang dianggal melanggar peraturan dalam berunjuk rasa sehingga terjadi kekacauan.
Kerusuhan yang terjadi di kota Kabul Senin kemarin, berawal dari aksi unjuk rasa warga Kabul atas peristiwa tewasnya lima warga sipil setelah kendaraan yang mereka tumpangi ditabrak oleh kendaraan militer AS.
Sejumlah saksi mata mengatakan, pasukan AS melepaskan tembakan, membunuh warga sipil dan membakar amarah massa sehingga aksi unjuk rasa berubah menjadi kerusuhan yang merembet pada aksi penjarahan dan perusakan.
"Saya tidak melihatnya sebagai aksi protes, ini merupakan kerusuhan, untuk mengganggu keamanan, untuk menjarah, membakar dan merusak," kata Junbish seraya membantah tudingan bahwa aparat kepolisian ikut menembaki para pengunjuk rasa.
"Kalau polisi menembaki mereka, jumlah korban akan berlipat ganda," katanya berdalih.
Dalam rapat khusus Selasa (30/5) anggota legislatif Afghanistan mendesak pemerintah untuk menangkap para pelaku kerusuhan dan menyerahkannya pada proses hukum. Mereka juga meminta pemerintah memberikan kompensasi bagi keluarga yang menjadi korban. Sementara itu, pasukan koalisi AS, lagi-lagi hanya menyampaikan penyesalannya atas peristiwa itu.
Pekerja Bantuan Internasional Tewas
Menyusul kerusuhan di kota Kabul, Afghanistan, enam orang warga Afghan yang bekerja pada organisasi bantuan internasional, dilaporkan tewas dalam sebuah serangan. Selain itu, dua warga kebangsaan AS mengalami luka-luka dalam serangan berbeda pada Selasa kemarin.
Serangan pertama yang terjadi di daerah pedalaman sebelah utara provinsi Jawzjan menewaskan tiga perempuan yang bekerja untuk organisasi non pemerintah ActionAid dan sopir mereka. Menurut kepala polisi propinsi itu, Juma Khan Hamdar, rombongan itu tewas akibat tembakan.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengutuk aksi pembunuhan tersebut. "Ini tindakan yang tidak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh musuh-musuh Aghanistan, yang membunuh warga tak bedosa, yang bekerja untuk kesejahteraan rakyat Afghanistan," ujar Karzai.
Serangan lainnya menimpa rombongan staff yang bekerja untuk organisasi Planning and Development Collaboration International, ketika rombongan itu sedang melintas di utara provinsi Badakhshan.
Juru bicara kedutaan besar AS, Chris Harris mengatakan, rombongan yang bekerja di bawah kontrak dengan USAID ini, terkena ledakan yang menghantam iring-iringan mobil mereka. Akibatnya dua warga Afghan tewas dan dua warga AS luka-luka
Ledakan itu berasal dari sebuah bom rakitan, menghantam truk pertama dan menyebabkannya hancur berkeping-keping. Sedangkan truk kedua selamat dan tidak mengalami kerusakan. (ln/aljz)