Salah sasaran. Itu alasan yang kerap dikeluarkan Kementerian Pertahanan AS Pentagon untuk cuci tangan atas kekejaman pasukannya di Irak dan Afghanistan, ketika mereka membantai masyarakat sipil.
Tapi sekarang alasan itu sedikit diperbaiki dengan adanya program santunan kepada para korban yang terkena efek serangan membabi buta AS. Total dana santunan yang akan digelontorkan AS untuk mereka adalah 32 juta dolar.
Mereka yang akan mendapat santunan akibat peperangan meliputi ribuan orang dari berbagai lapisan umur. Ada anak-anak dan orang tua. Jumlah dana santunan untuk anak-anak yang meninggal adalah 500 dollar dan dana santunan untuk orang tua yang meninggal adalah 2.500 dollar. Itupun pasti tidak meliputi seluruh korban, karena dalam banyak kasus, tentara AS justru menolak untuk memberikan santunan satu dolar pun, sebagaimana dilansir oleh sejumlah pemberitaan media asing pekan ini.
Dalam laporan Dewan Kebebasan Sipil di AS, yang disusun sejak 2003-2006 disebutkan bahwa Dewan Pengaduan telah mencatat 479 kasus pembunuhan sipil di Irak dan 17 kasus pembunuhan sipil di Afghanistan. Dalam laporan itu juga disebutkan bahwa dana bantuan materil untuk keluarga korbanmeninggal hanya mencakup 164 kasus saja. Padahal separuh dari total kasus pembunuhan itu sebelumnya sudah diakui oleh AS dan karenanya mereka mengeluarkan bantuan dana.
Dalam satu tragedi pembunuhan, AS membunuh satu keluarga penuh yang sedang tidur di dalam rumahnya, di distrik Shalahuddin di Irak. Pada saat itu, ibu, ayah, dan satu orang anak berikut 32 hewan ternak yang dimiliki keluarga tewas. Tentara AS mengaku bertanggung jawab dan memberikan dana sebesar 11. 200 dolar sebagai santunan, serta 2.500 dollar untuk dana duka cita yang diberikan kepada keluarga mereka.
Harian Herald Tribun AS menyebutkan bahwa selama tahun 2005, pasukan AS juga telah membunuh seorang anak kecil Irak di selatan Baghdad. Pasukan AS berdalih ketika itu, mereka menduga sang anak tengah membawa bom di dalam tas sekolahnya. Lalu, pasukan AS membayar 500 dollar saja yang diberikan kepada paman anak tersebut. Dan di kampung Haditsa, pasukan AS memberikan 38 ribu dollar sebagai uang duka cita atas meninggalnya 24 ribu orang Irak pada November 2006.
Seorang ibu di Irak mengatakan, anak satu-satunya yang berusia 9 tahun sedang bermain bola di luar rumah ketika ditembak pasukan AS. Pasukan AS mengaku bertanggung jawab atas insiden itu dan memberikan uang sebesar 4.000 dollar untuk sang ibu.
Di bulan September 2005, pasukan AS membunuh dua orang warga Irak dengan menghujani 200-an peluru ke arah mobil yang ditumpangi keduanya. Lalu pasukan AS membayar 10 ribu dollar untuk keluarga korban. Menurut AS, ketika itu pasukannya memang melanggar prosedur penembakan. (na-str/iol)