Pemerintah Mauritania akhirnya membubarkan kontes ratu kecantikan “Miss Mauritania” di Nouakchott yang sedianya dilaksanakan hari Sabtu (1/7), setelah mendapatkan protes keras dari publik Mauritania.
Imam masjid jami’ di Nouakchott Shaikh Ahmed Waled menyatakan bahwa pemerintah telah membubarkan pelaksanaan kontes “Miss Mauritania” tersebut. Menteri komunikasi Mauritania Cheikh Ould Abba kepada harian al-Siraj mengatakan, “Pemerintah Mauritania tidak diberitahu tentang perlombaan tersebut.”
Para iman masjid di Mauritania sebelumnya telah melakukan kampanye besar-besaran untuk menentang kontes tersebut. Mereka meminta pemerintah mengambil tindakan kepada pihak-pihak yang ada di balik penyelenggaraan acara ini. Karena hal itu tidak seuai dengan moral umum dan bertentangan dengan syariat.
Tokoh ulama Mauritania Sheikh Muhammad Al-Hasan Dedew menyerukan pemerintah Mauritania agar menghentikan pelaksanaan perlombaan tidak bermoral ini karena hal itu “bisa membahayakan moral dan akhlak masyarakat.”
Media-media independent mengecam pihak-pihak yang membiayai kontes “Miss Mauritania” ini di antaranya “Mauritania Airlines” dan “Mauritel Mobile”. Namun kedua perusahaan ini belakangan menyatakan berlepas diri dari penyelenggaraan acara kontes tersebut.
Kontes ratu kecantikan ini adalah untuk yang kedua kalinya gagal dilaksanakan di Mauritania. Kontes “Miss Mauritania” yang pertama pernah digagas pelaksanaanya pada akhir tahun 1990-an. Pemerintah terpaksa membubarkan pelaksanaan kontes beberapa jam setelah jadwal pelaksanaan setelah mendapatkan protes dan kemarahan warga yang menggalang aksi demo besar-besaran.
Tiket kontes “Miss Mauritania” yang sedianya digelar di jantung ibukota Nouakchott ini dijual seharga 2.000 UM (7 US dollar) untuk laki-laki dan 1.000 UM (3,7 dolar) untuk wanita.
Jumlah penduduk Mauritania berjumlah sekitar 3,2 juta jiwa dan seluruhnya (100%) beragama Islam. (was/iol)