Konsulat Bulgaria di Istanbul menolak permohonan pengajuan Visa seorang perempuan Turki yang mengenakan kerudung, surat kabar Turki melaporkan.
Konjen Bulgaria mengumumkan sebuah pernyataan kontroversial yang mengatakan mereka tidak akan memberikan visa kepada para wanita yang menggunakan kerudung. Praktek baru yang diluncurkan oleh konjen Bulgaria empat bulan yang lalu tersebut, menggambarkan kemarahan dan kebencian pemerintahan Bulgaria terhadap kaum muslimah yang menggunakan kerudung yang berencana untuk berkunjung ke Bulgaria.
Turki adalah negara yang mayoritas 99% penduduknya beragama Islam dan mayoritas perempuannya berkerudung sebagai bagian dari praktek keagamaan.
Korban terbaru dari kebijakan konjen Bulgaria adalah Selver Donmez (66 tahun) yang telah berimigrasi ke Turki dari Bulgaria 41 tahun yang lalu.
Donmez yang saat ini berkewarganegaraan Turki memutuskan untuk pergi ke Bulgaria untuk melihat kedua orang tuanya yang telah tua renta yang tinggal di Bulgaria.
Surat kabar harian Yeni Safak mengatakan bahwa pejabat konsulat meminta wanita tua tersebut melampirkan foto yang tidak menggunakan kerudung untuk Visa nya.
Namun Donmez mengatakan bahwa ia tidak bisa dipotret tanpa menggunakan kerudung diusianya seperti ini, Donmez kemudian di usir dari gedung konsulat oleh petugas. Donmez mendapatkan kesempatan kedua untuk mendapatkan visa dengan syarat ia harus menyerahkan foto baru yang menunjukkan dirinya tanpa penutup kepala.
Donmez mengatakan bahwa pihak konsulat membatalkan semua perjanjian kepada orang-orang yang tidak menyerahkan foto yang tidak menggunakan kerudung dan praktek tersebut tidak dapat diterima untuk sebuah konsulat negara dari anggota Uni Eropa.
Donmez menambahkan bahwa masyarakat yang menunggu antrian visa terpaksa berbicara dengan bahasa Bulgaria dan dicaci maki oleh petugas konsulat.(fq/wb)