Sebagai upaya untuk terus menyulitkan posisi Hamas, Kongres Amerika menyertujui rancangan undang-undang (RUU) yang melarang penyaluran bantuan Amerika kepada pemerintah Palestina menjadi undang-undang (UU).
Gerakan Hamas menilai undang-undang ini bertujuan untuk mengisolasi Hamas dan pemerintahanya agar semakin dijauhi rakyat Palestina. Hamas juga melihat undang-undang ini sebagai upaya untuk membuat lapar rakyat Palestina guna mendorong mereka menentang pemerintahan yang mereka pilih secara demokratis.
Secara aklamasi, Jum’at (24/6), Kongres menyetujui undang-undang yang membatasi bantuan ke Palestina sampai pemerintahan yang dimpimpin Hamas mau mengakui eksistensi penjajah Zionis Israel, melakukan reformasi keuangan dan mengambil langkah-langkah menghancurkan apa yang disebut undang-undang ini sebagai “infrastruktur terorisme”.
Undang-undang ini juga menyeru diberikannya dukungan kepada Presiden Abbas guna menghadapi gerakan Hamas. Anggota Konggres dari Demokrat yang membidangi komisi hubungan luar negeri dan keamanan, Josev Biden mengklaim undang-undang ini bertujuan menjelaskan kepada bangsa Palestina bahwa Hamaslah yang telah menghinakan mereka dan bukan masyarakat internasional.
Pernyataan anggota Konggres Amerika ini secara nyata mengungkap rencana Amerika untuk menjatuhkan dukungan rakyat kepada Hamas dan pemerintahan yang dipimpinnya.
Hamas Mengecam
Gerakan Hamas mengecam Kongres Amerika ini dan menyebutnya sebagai upaya untuk mengisolasi gerakan dan memblokade bangsa Palestina. Keputusan Kongres ini disebutnya merupakan upaya Amerika untuk membuat lapar bangsa Palestina sebagai sanksi kepada mereka, kerena telah memilih gerakan Hamas dalam pemilu legislatif akhir Januari 2006 lalu.
Hamas menyebut, undang-undang ini sebagai bentuk upaya putus asa pemerintah Amerika untuk mendorong rakyat Palestina melakukan kudeta kepada pemerintahan yang mereka pilih. Dalam pernyataan kepada media massa, Sabtu (24/6) Hamas mengatakan, “Berbagai upaya yang dilakukan Amerika untuk menyulut rakyat Palestina menentang pemerintahan yang terpilih secara demokratis tidak akan mendatangkan manfaat. Yang terjadi justru sebaliknya, bangsa Palestina akan bersatu mendukung pilihannya serta menolak segala tuntutan untuk melepaskan prinsip-prinsip dan menuruti kemauan Zionis Israel.”
“Kenapa pemerintah (Amerika) ini menghukum dan mengembargo bangsa yang memilih pemimpin dan pemerintahnya sesuai dengan standar yang selama ini mereka (Amerika) serukan,” ungkap Hamas dengan heran.
Menurut Hamas, Amerika selama ini lebih senang melakukan standar ganda dan menjungkirbalikan timbangan yang selama ini diyakininya. “Demokrasi yang diserukan Amerika adalah apabila hanya sesuai dengan orientasi Amerika, menurut kemauan dan mendukung kepentingannya. Adapun jiwa hasilnya tidak sesuai dengan keinginan dan kepentingannya maka pilihan itu dianggap melawan demokrasi.”
“Pada saat kami mengecam sikap terakhir pemerintah Amerika ini, kami menyerukan negara-negara Arab dan Islam, baik pemerintah maupun rakyatnya, untuk menolak embargo yang diberlakukan kepada bangsa ini dan berupaya menghancurkan isolasi ekonomi yang diberlakukan Amerika dan sekutunya terhadap bangsa kami. Embargo yang dibelakangnya ada kepentingan Zionis Israel yang terus melakukan kejahatan dan pembantaian setiap hari terhadap anak-anak, wanita dan warga sipil yang terisolasi,” ungkap Hamas di akhir pernyataannya. (was/Islammemo-pic)