Pemerintah Mesir lebih banyak mengirim anggota dan tokoh Ikhwan ke penjara, sebagai akibat aksi yang mereka galang, memprotes sikap pemerintah Mesir yang diam melihat bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza, akibat agresi militer Israel ke wilayah itu. Departemen Dalam Negeri Mesir, menurut Ikhwan web, telah menjebloskan lebih 600 anggota dan tokoh Ikhwan ke dalam penjara.
Mereka yang ditangkap terlibat dalam aksi ; “Solidaritas dengan rakyat Palestina”. Mereka yang dijebloskan ke dalam penjara ikut dalam aksi di depan Masjid al-Fath, Majdid al-Noor, yang terletak di Ramses Square.
Penangkapan yang dilakukan aparat keamanan Mesir, berlangsung sejak bulan Januari yang lalu, dan jumlahnya terus meningkat. Menurut catatan jumlah yang ditangkap mencapai 2000 orang anggota Ikhwan, meskipun mereka ada yang dilepaskan kembali sesudah menjalani interogasi dari aparat keamanan Dalam Negeri.
Diantara yang ditahan itu, mereka dibagi-bagi dalam penjara seperti Marg, Wadi Natron, Burg Alarab, dan Damanhour. Di penjara Marga, yang terletak di Giza, terdapat 73 tahanan, di Kantor Elnazilee 70 orang tahanan, di Bahera 40 orang tahanan, di Bani Soeuf 40 orang tahanan, di penjara Gharbiya 77 orang tahanan. Selebihnya, mereka ditahan dipenjara Damietta 23 orang tahanan, di Fayoun 11 orang tahanan, di Monofeya 22 orang tahanan, di Dagahleya 51 orang tahanan, di Ismailia 17 orang tahanan, di Qalyoubeya 41 orang tahanan, di Sharqeya 41 orang tahanan, di Alexandria 17 orang tahanan, di Kafr Syaikh 13 orang tahanan, dan di Assiut 8 orang tahanan.
Konflik antara fihak Ikhwan dengan pemerintah Mesir menjadi terbuka sejak terjadinya invasi militer Israel ke Gaza, yang mengakibatkan ribuan orang tewas dan ribuan lainnya, yang mengalami luka, dan ribuan rumah dan kantor yang hancur, sementara itu pemerintah Mesir, dibawah Presiden Hosni Mubarak, berdiri dipihak Israel. Dan, Mesir ikut mengarsiteki penyerbuan Israel ke Gaza, dan melarang semua bantuan dari luar masuk ke Gaza, yang menyebabkan penderitaan rakyat Palestina sangat luar biasa.
Pemerintah Mesir juga menutup masjid-masjid agar orang-orang tidak berkumpul ditempat itu, dan kemudian melakukan aksi demonstrasi mendukung rakyat Palestina. Tindakan pemerintah Mesir yang repressif, dan tidak masuk akal dengan dukungan yang membabi-buta menyebabkan pemerintah Mesir dibawah Hosni kehilangan dukungan dari rakyatnya yang sangat terpukul dengan agresi Israel itu.
Sekarang posisi pemerintah Mesir dibawah Presiden Hosni Mubarak semakin lemah, akibat kebijakan politiknya yang terus mendukung kepada Israel, dan tidak mempedulikan kondisi rakyat Palestina yang sekarang menghadapi kepungan Israel. (m/ikhwanweb)