Konflik di Somalia, Pasukan Islam Terdesak

Mendapat gempuran terus menerus selama hampir satu minggu dari tentara pemerintahan transisi Somalia dan Ethiopia, para pejuang dari Dewan Mahkamah Islam akhinya mundur dari garis depan pertempuran.

Koresponden al-Jazeera di Mogadishu melaporkan, pasukan pemerintahan transisi dan pasukan Ethiopia maju sejauh 40 kilometer ke arah ibukota setelah berhasil mengambil alih kontrol kota Baladweyne pada Senin dan kota Burhakaba pada Selasa (26/12) dinihari.

Dilaporkan pula, akibat pertempuran sengit, pemerintah Somalia menutup perbatasan negaranya, sementara organisasi bantuan internasional mengingatkan bahwa penutupan perbatasan akan berdampak pada situasi kemanusiaan di negeri yang sedang dilanda pertikaian itu.

Para tentara yang setia Mahkamah Islam mundur sejauh 50 kilometer ke arah tenggara dari kota Daynuney, sebuah kota yang berada di selatan Baidoa yang menjadi basis pemerintahan transisi. Tentara Mahkamah Internasional mundur setelah pesawat-pesawat jet Ethiopia membom dua bandara internasional Somalia pada Senin kemarin.

Warga di desa-desa di sepanjang jalan di wilayah Bur Haqaba mengungkapkan, pasukan Mahkamah Islam juga meninggalkan basis-basis pertahanan mereka di Bur Haqaba dan berkonvoi menuju ke Mogadishu. Warga bahkan mengambil persediaan makanan yang ditinggalkan pasukan Mahkahmah Islam.

"Kami terbangun dari tidur pagi ini dan kota sudah kosong dari pasukan-pasukan itu, tak ada seorang pun pejuang Islam," kata Ibrahim Muhammad Aden, warga Bur Haqaba.

Pejuang Mahkamah Islam dilaporkan juga mundur dari dua front pertempuan di utara. Pasukan pemerintah dan Ethiopia berhasil menguasai kota Bulo Barde. Dua minggu lalu, seorang ulama Muslim di kota ini menyatakan warga Muslim yang tidak melaksanakan sholat lima waktu akan dieksekusi.

Cuma Taktik

Menanggapi mundurnya pasukan Mahkamah Islam, seorang komandan Mahkamah Islam yang tidak mau disebut namanya pada AFP mengungkapkan, "Banyak tekanan di setiap garis front dan untuk mengatasi ini, pejuang Islam sudah mengosongkan beberapa pos termasuk Burhakaba dan Dinsoor."

"Tindakan ini adalah cuma taktik militer," sambungnya.

Sementara itu, Abdirahman Dinari juru bicara pemerintahan transisi di Somalia yang diyakini mendukun Dewan Mahkamah Islam, menyerukan agar pasukan asing mundur dan membiarkan rakyat Somalia mencari cara guna memulihkan perdamaian di negara yang terkoyak konflik sejak tumbangnya pemimpin Muhammad Siad Barre pada 1991.

"Kami meminta pada semua pasukan asing untuk mundur dari negara kami dan biarkan rakyat Somalia mencari cara untuk rekonsiliasi dan menciptakan perdamaian. Kami juga meminta Mahkamah Islam untuk meletakkan senjata karena pemerintah sudah memutuskan untuk memberikan amnesti penuh pada mereka," seru Dinari.

Pasukan Ethiopia terlibat dalam pertikaian di Somalia saat mencoba mencegah pasukan Persatuan Mahkamah Islam agar tidak mengepung dan menguasai kota Baidoa, satunya kota yang berada di bawah pemerintahan transisi.

Syeikh Muhammad Ibrahim Bilal, komandan senior Mahkamah Islam meminta dunia internasional untuk menindak pelanggaran yang dilakukan pasukan Ethiopia itu. (ln/aljz)