Konflik antar Sekte di Irak, Mulai Sentuh Target Pembunuhan para Ulama

Ahad kemarin (5/3), kota Baghdad melepas ‘kepergian’ Syaikh Ali Razuqi Samrai, salah seorang Qurraul Qur’an terkenal. Samrai yang dijuluki sebagai tokoh “Pemilik Mizmar Daud” tidak bisa memimpin shalat dan memperdengarkan bacaan Al-Qurannya yang sangat baik itu karena diculik oleh sekelompok orang bersenjata tak dikenal, di Barat daya Irak. Sejumlah masjid di wilayah Amiriyah dan perkampungan Al-Jehad yang memiliki masjid Fakhri Syansal mengatakan, “Sejumlah orang tak dikenal telah menembak ke arah syaikh Samrai setelah ia keluar dari masjid setelah shalat maghrib hari Sabtu (4/3). Masyarakat mengira syaikh Samrai tewas seketika.

Salah seorang pengagum Syaikh Samrai (45) mengatakan, bahwa Allah swt telah memberi keistimewaan pada Syaikh karena ia bisa membaca Al-Quran dengan lantunan Bayati dan Shiba dengan baik di masjid Jami Fakhri, masjid terbesar di kampung Al-Jihad. Selain itu syaikh juga bisa membacakan Al-Quran dengan lantunan Bagdhad yang terkenal di masjid-masjid di Irak.

Ali Shahib, pengagum syaikh yang lainnya menyebutkan kepada Islamonline, bahwa Samrai selalu melakukan shalat di masjid. “Masjid sangat kehilangan syaikh. Masyarakat di kampung ini juga sangat kehilangan beliau. Ia telah diberikan salah satu dari mizmar Daud karena keindahan bacaan Al-Qurannya.” Ia menambahkan, biasanya Samrai melantunkan Al-Quran setiap hari Kamis dan Jum’at setiap pekan di saat shalat-shalat berjamaah yang dilakukan dalam bacaan jahriyah (terang) tidak perlahan. “Saat ia memimpin shalat, jamaah sangat terkesan dengan bacaannya dan biasanya berharap agar ia tidak segera menyelesaikan bacaan Al-Qurannya.”

Syaikh Samrai sendiri telah mendapat ijazah dari Ashim Ali yang terbina oleh Syaikh Muhammad Shalih Samrai tahun 1999. Ia juga telah memperoleh ijazah qiraah sab’ah, dari tangan gurunya Syaikh Khalil Khadhr Ash-Shoufi tahun 2000. Samrai lalu menjadi guru, pembaca Al-Quran sekaligus muazzin di masjid Jami Fakhri Syanshal yang telah didirikan sejak 1986.

Meninggalnya Syamrai, mengindikasikan bahwa konflik antar sekte di Irak mulai menyentuh para tokoh ulama di antar kedua belah pihak. Konflik yang meledak setelah pemboman Makam Imam Ali Al-Hadi pada 22 Februari lalu, telah menewaskan sekitar 500 orang Irak dari kedua belah pihak, Syiah dan Sunni.

Selain Samrai, beberapa waktu sebelumnya, Syaikh Ra’d Najdi juga diculik oleh sejumlah orang tak dikenal. Tak lama kemudian ia diberitakan meninggal dunia. Peristiwa serupa juga menimpa Syaikh Abbas Janani, imam dan khatib di masjid Jami an Nur di Samarra yang dijadikan target tembakan sejumlah orang tak dikenal. (na-str/iol)