Konferensi Keagamaan di Spanyol: Menghina Agama dan Simbol-Simbol Agama Adalah Tindak Kriminal

Peserta konferensi agama-agama monoteis yang disponsori Arab Saudi di Madrid Spanyol, menghasilkan sebuah komunike bersama yang isinya antara lain menyerukan PBB agar segera membuat kesepakatan internasional yang menyatakan bahwa menghina atau melecehkan agama lain merupakan tindakan kriminal, serta kesepakatan tentang upaya melawan terorisme.

Lewat komunike bersama itu, para peserta World Conference on Dialog yang dihadiri para pemuka agama Islam, Kristen dan Yahudi ini mendesak Dewan Umum PBB untuk segera menggelar pertemuan khusus agar negara-negara di dunia mengedepankan dialog untuk menumbuhkan budaya toleransi dan saling kesepahaman, untuk mencegah "benturan peradaban."

"Konferensi menyerukan organisasi-organisasi internasional mulai bekerja membuat sebuah dokumen yang isinya menegaskan pentingnya saling menghormati setiap agama dan simbol-simbol keagamaan, dan bagi siapa pun yang melanggarnya dianggap telah melakukan tindakan kriminal, " demikian bagian isi komunike bersama para peserta konferensi.

Konferensi yang sudah berlangsung sejak hari Rabu kemarin dan berakhir Jumat (18/7) dihadiri oleh 200 peserta dari berbagai latar belakang agama. Tokoh-tokoh yang hadir antara lain Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz, Sekretaris Jenderal Kongres Yahudi Dunia Michael Schneider dan Kardinal Vatikan Jean-Louis Tauran.

Konferensi itu digagas oleh Raja Saudi sebagai tindak lanjut pertemuannya dengan Paus Benediktus XVI di Vatikan bulan November 2007 lalu. Para peserta konferensi membahas berbagai isu terkait hubungan antara penganut agama Islam, Kristen dan Yahudi seperti masalah pembatasan jilbab di sejumlah negara-negara Eropa, kasus-kasus pelecehan terhadap Rasulullah Muhammad Saw dan konflik Israel-Palestina.

Terkait terorisme, konferensi meminta adanya kesepakatan internasional tentang definisi terorisme, upaya mencabut akar terorisme, menjunjung tinggi keadilan dan menjaga stabilitas keamanan dunia. Komunike bersama peserta konferensi menegaskan bahwa "terorisme merupakan fenomena universal yang memerlukan upaya internasional untuk mencegahnya dengan cara yang serius, adil dan bertanggung jawab."

Liga Muslim Dunia, sebagai penyelenggara konferensi itu mengatakan, mereka akan lebih sering lagi menggelar dialog-dialog serupa dan konferensi selanjutnya rencananya akan dilaksanakan di Jepang. "Ada kebutuhan untuk melanjutkan dialog dan tidak terlalu menggantungkan harapan pada PBB, " kata Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Abdullah al-Turki. (ln/iol)