Hari Kamis (15/11), Kongres Al-Quds Internasional secara resmi dibuka. Kongres yang diselenggarakan di Istanbul, Turki, ini dihadiri sekitar lima ribu peserta dari penjuru dunia, termasuk dari Indonesia. Kongres dibuka tepat pukul 10. 00 waktu Istanbul, mengambil lokasi di Fashane International Fair Congress and Culture, yang menampung 10 ribu orang, peserta dari 60 negara dari lima benua memenuhi tempat tersebut.
Kongres diawali dengan pembacaan Kalam Illahi. Pimpinan acara, Mr. Ma’an Bashour membuka perhelatan besar itu. Dengan semangat, beliau memperkenalkan masing-masing pembicara di pembukaan ini. Wakil dari Indonesia mendapat kehormatan diperkenalkan pertama kali yakni Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Dr. Hidayat Nur Wahid. Dalam sambutannya, Hidayat menekankan bahwa beliau hadir atas nama kemanusiaan dan perdamaian, "Untuk itu sampaikan salam sejahtera untuk peserta kongres, assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu, " demikian beliau membuka pidatonya.
Disaksikan delegasi Indonesia lainnya, yang terdiri sekitar dari 30 orang dari berbagai organisasi yang peduli terhadap Al-Quds, antara lain KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina), KNRP (Komite Nasional untuk Rakyat Palestina), eramuslim. Com, eramuslim digest, dan infopalestina. Com.
Dalam sambutannya, Hidayat menyampaikan bahwa pembelaan bangsa Indonesia kepada bangsa Palestina tidak hanya pada masa Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955 saja, "Akan tetapi pembelaan kami kepada Palestina tidak pernah berhenti hingga terbebasnya kembali tanah Palestina dan kota Al-Quds dari penjajah Zionis ‘Israel’, " tegas Hidayat.
"Persoalan Al-Quds dan Palestina adalah persoalan semua umat, tidak hanya Palestina dan bangsa Arab saja, namun juga persoalan kemanusiaan secara universal, " tegas Hidayat seraya mengingatkan akan sejarah perjuangan pembebasan Palestina dan Al-Quds melalui Khalifah Umar bin Khatab dan Pembebas Al-Quds selanjutnya, Shalahuddin Al-Ayyubi.
"Mereka datang dengan membawa peradaban dan kemanusiaan yang harus diperjuangkan hingga kini, " tegas Hidayat kembali. Mengakhiri pidatonya, beliau mengingatkan pentingnya kongres ini, di mana semua orang dari penjuru dunia datang ke Istanbul untuk kepentingan yang sama, Al-Quds dan Palestina.
"Untuk itu, pesan ini semoga bisa ditangkap oleh saudara-saudara kita yang di dalam Palestina untuk bersatu demi terbebasnya Palestina dan Al-Quds, " demikian Hidayat berharap dan keputusan-keputusan yang diambil dalam kongres ini bisa diterapkan di lapangan. "Kami datang jauh dari Indonesia untuk mendukung kegiatan ini. Untuk-mu wahai Al-Quds!, " Hidayat mengakhiri pidatonya yang kemudian disambut tepukan tangan oleh peserta kongres.
Sekedar informasi, selain ketua MPR RI, yang memberikan orasi adalah Syeikh Raed Shalah, Ketua Gerakan Islam di tanah Palestina ’48 yang menemukan lubang-lubang terowongan yangd igali Zionis di bawah pondasi Al-Quds, Matran Hanna, Kepala Koptik Palestina, wakil dari Nelson Mandela yang berhalangan hadir dan tokoh-tokoh dunia lainnya. (Rz)