Bersamaan dengan pemberlakuan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, Senin (14/8), kondisi mantan PM Israel, Ariel Sharon yang sejak 4 Januari 2006 lalu koma, oleh pihak rumah sakit dikabarkan memburuk secara drastis.
Sharon yang selama ini koma karena penyempitan pembuluh darah di otak, dikabarkan mengalami gagal ginjal dan terpaksa mengalami penanganan khusus agar kondisi darahnya tetap dalam kondisi yang baik. Hal ini diketahui dari tes dokter atas hasil urine Sharon yang menandakan tanda-tanda infeksi. Gagal ginjal ini juga mengakibatkan paru-paru Ariel Sharon terinfeksi.
Juru bicara Rumah Sakit Chaim Sheba Medical Center, Anat Dolev mengatakan, jiwa Ariel Sharon dalam keadaan bahaya dan sangat kritis. Saat ini, pihak rumah sakit sedang mengupayakan memblokir infeksi yang terus menyebar ke bagian-bagian vital Ariel Sharon. Ariel Sharon, 78 tahun yang dijuluki sebagai The Man of War ini, telah mengalami beberapa operasi otak sejak Januari silam.
Sejak akhir Juli lalu, sebenarnya dokter ahli telah mendeteksi ginjal Sharon yang bermasalah. Tim dokter lalu memindahkan Sharon pada ruang perawatan intensif. Kondisi koma, ditambah gagal ginjal dan juga infeksi pada kedua paru-paru Ariel Sharon nampaknya menambah siksaan tersendiri bagi mantan Perdana Menteri Israel ini. Hanya dalam waktu dua bulan setelah Sharon stroke, peta politik Timur Tengah berubah 100% termasuk penyerangan Israel ke Lebanon yang baru berhenti kemarin. Ehud Olmert, menggantikan Ariel Sharon pada 28 Maret 2006, dan memimpin hingga sekarang.(na/str/lat)