Yahudi ditolak Yahudi, itulah yang dialami Richard Goldstone, hakim internasional asal Afrika Selatan yang memimpin tim PBB dalam penyelidikan agresi Israel di Jalur Gaza.
Organisasi Federasi Zionis Afrika Selatan (SAZF) melarang Goldstone hadir dalam acara Barmitzvah cucu lelakinya. Barmitzvah adalah ritual untuk anak-anak Yahudi, laki dan perempuan, yang sudah mencapai usia 12-13 tahun, karena usia itu dianggap sebagai gerbang menuju kedewasaan.
Acara tersebut akan digelar awal bulan Mei di sebuah sinagog di kota Johannesburg. SAZF dan para rabbi Yahudi di sinagog itu melakukan negosiasi dengan pihak keluarga sehingga tercapai kesepakatan bahwa Goldstone tidak diperkenankan menghadiri acara ritual untuk cucunya sendiri.
Ditanya lebih jauh mengenai larangan itu, pihak sinagog maupun SAZF tidak mau buka mulut. Ketua SAZF, Avrom Krengel hanya mengatakan bahwa isunya sensitif karena biarbagaimanapun SAZF mewakili Israel dan ia tidak mau bicara banyak.
Namun diduga larangan itu berkaitan dengan hasil penyelidikan Goldstone terkait agresi militer Israel ke Jalur Gaza tahun 2008 itu. Dalam laporannya, Goldstone menyatakan Israel telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan dalam agresinya itu.
Hal ini tersirat dari pernyataan Rabbi Moshe Kurtstag yang mengatakan, "Goldstone telah melakukan tindakan yang merugikan bukan hanya bagi Israel tapi juga bagi bangsa Yahudi. Namanya dimanfaatkan oleh elemen-elemen yang memusuhi Israel dan hal ini bisa meningkatkan gelombang anti-Semit."
Goldstone yang menetap di Washington, AS juga menolak berkomentar tentang larangan yang dikeluarkan oleh SAZF. Ia hanya mengatakan, "Demi kepentingan cucu lelaki saya, saya memutuskan untuk tidak datang dalam acara di sinagog itu." (ln/PT)