Anggota Islamic Society of North America berang dengan keputusan FBI yang akan menghadirkan Robert Spencer sebagai pembicara dalam diskusi tentang upaya pemberantasan terorisme.
FBI rencananya akan mengundang Spencer untuk ikut berbicara dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Indiana’s Joint Terrorism Task Force, minggu depan. Namun undangan itu ditunda karena berbenturan dengan jadwal Spencer. Kantor FBI di Indianapolis dan Spencer sepakat untuk menjadwal ulang undangan itu.
Komunitas Muslim tidak setuju Spencer diundang dalam diskusi tersebut karena pandangan-pandangan Spencer tentang terorisme dianggap terlalu "Islamofobia. " Direktur Pengembangan Kepemimpinan Islamic Society of North America, Louay Safi mengatakan, mengundang Spencer dalam diskusi yang menyinggung tentang Islam, sama artinya membawa seorang tokoh anti-Semit yang bicara tentang Yahudi atau anggota Ku Klux Klan yang berdiskusi tentang ras.
"Banyak orang di komunitas ini yang akan merasa tidak senang dengan hal ini, " tukas Safi.
Spencer adalah penulis buku The Politically Incorrect Guied to Islam dan buku The Truth About Muhammad: Founder of the World’s Most Intolerant Religion. Dia juga direktur Jihad Watch, sebuah situs yang bergerak dan menyerukan pamantauan terhadap aktivitas-aktivitas jihad Islam.
Menurut Safi, Spencer sengaja memilih pemikiran-pemikiran tertentu dalam Islam dan digunakan dalam konteks yang tidak tepat dalam tulisan-tulisannya, untuk membuktikan bahwa Islam mengajarkan perbuatan-perbuatan yang mengarah pada terorisme. Dan FBI memanfaatkan Spencer dengan harapan bisa mendorong perubahan pandangan sejumlah warga Muslim, yang selama ini beranggapan bahwa FBI sudah memperlakukan mereka dengan tidak adil.
"Ketika mereka melakukan hal-hal semacam itu, akan sulit bagi FBI bahkan kami sendiri untuk menjelaskan pada komunitas Muslim bahwa FBI bersikap netral dan tidak mendengarkan para ekstrimis yang betul-betul membenci umat Islam, " ujar Safi.
Sementara itu Spencer menegaskan bahwa dirinya bukan seorang "Islamofobia. " Dia mengaku paham bahwa mayoritas umat Islam mencintai perdamaian. Tapi ia tidak menampikkan bahwa sebagian Muslim mulai dari Usamah bin Ladin sampai Abu Musab al-Zarqawi telah mengajarkan Islam sebagai pembenaran atas serangan-serangan yang mereka lakukan.
"Mungkin Usamah bin Ladin telah menyelewengkan al-Quran, tapi Islamci Society of North America tidak pernah memberikan respon terhadap hal tersebut, " kata Spencer.
Ia menambahkan, para pemuka Islam saat ini lebih sibuk mengkritik orang-orang yang mengemukakan persoalan tersebut dan tidak mencoba mengkaji krisis yang terjadi di kalangan Muslim.
Menanggapi keberatan warga Muslim, juru bicara FBI wilayah Indianapolis, Agen Khusus Wendy Osborne mengatakan, para investigator di FBI harus memahami "posisi ideologi" yang beragam. "Kami bukan siapa-siapa, yang bisa menilai apa yang ada di pikiran seseorang, " kata Osborne. (ln/Islamicity)