Komunikasi AS dan Timur Tengah Kian Intensif Jelang Konferensi Annapolis

AS kian mengintensifkan sejumlah persiapan menjelang digelarnya Konferensi Annapolis. Sejumlah undangan disebar ke berbagai negara Islam di Timur Tengah berjumlah 48 negara, ditambah sejumlah organisasi dan lembaga internasional, termasuk Liga Arab, Uni Eropa dan perwakilan negara anggota tetap DK PBB.

Komunikasi juga semakin intensif dilakukan oleh pihak departemen Luar Negeri AS ke berbagai pihak. Bush dikabarkan telah melakukan komunikasi langsung via telpon dengan raja Saudi Abdullah bin Abdul Aziz untuk menyukseskan konferensi musim gugur yang rencananya akan diselenggarakan hari Selasa mendatang. Sementara Condoleezza Rice aktif menghubungi Presiden Palestina Mahmud Abbas dan juga PM Israel Ehud Omert, serta Menteri Luar Negeri Israel.

Di pihak yang lain, berbagai negara Timur Tengah juga aktif melakukan komunikasi dengan panitia konferensi di AS, terkait tema yang sama. Hari Kamis besok (22/11), di Kairo aan dilakukan Konferensi Menteri Luar Negeri dari berbagai negara Islam. Rencananya akan dihadiri pula oleh kepala tim perunding Palestina, untuk menyamakan persepsi sebelum digelarnya konferensi.

Namun demikian, ada sejumlah negara yang kritis terhadap konferensi Annapolis. Suriah di antaranya. Pemerintah Suriah telah mengatakan tidak akan hadir di Annapolis jika konferensi tidak membahas soal dataran tinggi Golan yang kini dikuasai Israel sejak perang 1967.

Sementara Presiden Mesir Husni Mubarak telah bertemu dengan PM Israel Olmert di Sharm Syaikh kemarin untuk mengkaji kehadirannya di konferensi Annapolis. Usai pertemuan dengan Mubarak, Olmert berharap pihaknya bisa menjalin kesepakatan final dengan Palestina di tahun 2008. Olmert mengakui, perundingan akan berlangsung alot. “Akan ada perbedaan, hingga krisis dan adu argumen. Tapi bila kita bisa melakukannya dengan hati-hati, ada harapan untuk mencapai kesepakatan, ” ujarnya. (na-str/iol)