Pejabat kerajaan Saudi menyebutkan sekitar 400 orang warganya yang beraliran keras berhasil disadarkan. Penyadaran itu dilakukan melalui peran “Komisi Nasihat” yang intensif melakukan komunikasi dan dialog kepada para pemuda yang berada dalam tahanan kerajaan Saudi.
Dalam dialog dengan wartawan harian Al-Madinah terbitan Saudi (19/2), DR Muhammad bin Yahya An Najmi, Dekan Fakultas Kajian Keamanan Universitas Kemanan Nasional Malik Fahd yang juga anggota Komisi Nasihat mengatakan secara umum pihaknya tidak menemukan kesulitan berarti dalam meluruskan pemikiran para pemuda di tahanan. “Tidak ada kesulitan terkait mengembalikan pemikiran mereka. Mereka mayoritas atau sekitar 90% tidak memiliki persoalan kecuali memperoleh sejumlah informasi syubhat atau tuduhan yang tidak berdasar karena mereka hanya memiliki basis pendidikan yang rendah. Mereka aktif bertanya yang memerlukan jawaban.”
Lebih jauh ia menjelaskan bahwa kebanyakan pemuda itu kini telah sadar dari pemikirannya yang keliru setelah mereka duduk bersama para ulama, dan dengan diberikan sejumlah referensi kitab yang berguna untuk mereka. Mereka juga kemudian diajak berdiskusi tentang kekeliruan pemikiran dan keyakinan mereka. Melalui proses seperti itu, mereka menyesal atas tindakan kriminal yang mereka lakukan, baik berbentuk pembunuhan atau peledakan bom.
“Mereka yang sudah sadar diri telah dikeluarkan dari penjara pada bulan Sya’ban dan Syawwal yang lalu,” kata DR. An Najimi.
Ia menambahkan umumnya para pemuda beraliran keras itu berjumlah ratusan orang saja, bukan ribuan orang seperti yang pernah dilansir sejumlah media massa. Dan kini, sejumlah orang yang masih dalam tahanan adalah mereka yang dianggap sebagai otak dari pemikiran keras. “Tidak mudah melepaskan mereka kecuali setelah mereka mendapat evaluasi dan kontrol yang ketat,” ujarnya.
Kesulitan meluruskan pemikiran yang dilakukan Komisi Nasihat, diakui menemui sedikit kesulitan terutama mereka yang menjadi otak pemikiran itu. “Tapi jumlah mereka sedikit, atau sekitar 2% saja. Sebagiannya sudah kembali sadar dan kini yang masih berada dalam tahanan, jumlahnya tidak melebihi jari tangan,” Kini, sejumlah orang itu masih diupayakan dengan berbagai cara dan alternatif keagamaan untuk diluruskan pemikirannya.
Sejumlah otak pemikiran keras juga sudah ada yang dilepaskan dari penjara dan berbaur dengan masyarakat. Sejauh pemantauan pemerintah kerajaan Saudi, tak satupun dari mereka yang kemudian kembali menganut pemikiran keras sebagaimana sebelumnya.
Terkait latar belakang pemikiran keras itu, menurut pemerintah Saudi umumnya dipicu oleh pemikiran yang berkembang di Afghanistan, Chechnya, Gerakan Thaliban, Abu Muhammad Maqdisi di Yordan dan semacamnya. Di antara para pemuda itu ada yang berangkat berjihad di Afghanistan langsung atau ada juga yang berguru pada sejumlah orang yang telah pergi berjihad di Afghanistan. Pihak Saudi tidak menolak jika peristiwa invasi AS ke Irak (Maret 2003), pembantaian Muslim Palestina oleh Israel, juga turut menyuburkan pemikiran keras yang dialami sejumlah pemuda. Bahkan peristiwa itu juga yang mendorong mereka untuk bergabung dalam kelompok yang beraliran keras.
Komisi Nasihat sendiri terdiri dari ratusan orang yang memiliki ragam spesialisasi, baik masalah syariat Islam, psikologi maupun keamanan. Mereka memiliki cabang di 8 wilayah Saudi, yakni Riyadh, Jeddah, Makkah, Madinah, Qashim, Wilayah Timur, Aser, dan Aljauf.
Sejak 2003, diberitakan telah terjadi beberapa kali kontak senjata berdarah antara tentara Saudi dengan sejumlah orang yang beraliran keras. Tahun 2003-2004 tercatat 20 kali kontak senjata dan menewaskan 90 orang warga sipil, 39 pasukan keamanan, serta 92 anggota kelompok bersenjata. (na-str/iol)