Hiruk pikuk kalangan Islam dan Sekuler di Turki masih terus berlanjut. Kini, barisan sekuler Turki diwakili Partai Republik yang juga merupakan partai oposisi terbesar di Turki, menyatakan bakal mengganjal kemungkinan kaum Islam untuk mencalonkan wakilnya dalam pilpres langsung, melalui veto dari Presiden Turki Ahmed Nejdet.
Kekuatan sekuler Turki kini memang tengah menguatkan tekanannya terhadap Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang nota benenya sebagai partai pemerintah Turki saat ini. AKP yang dianggap memiliki akar pemikiran Islam dikhawatirkan menang dalam pemilu presiden. Lebih dari satu juta orang sekuler lalu turun ke jalan-jalan kota Azmeir (13/5), menuntut agar Turki tetap menjadi negara sekuler.
Sementara menurut dugaan pengamat dan sejumlah polling pendapat yang dilakukan, Abdullah Gul yang menjadi calon usungan AKP adalah calon kuat yang bakal memenangkan kursi presiden Turki, bila dilakukan pemilihan langsung. Selain itu, partai AKP juga diyakini akan menyabet suara pemilih Turki yang melebihi dukungan pada partai selainnya dalam pemilu dini mendatang. Meski demikian, AKP juga diprediksi tak bisa menjadi partai mayoritas di Turki sehingga AKP harus mau mendirikan pemerintahan koalisi.
Partai Republik sebagai partai oposisi terbesar kini telah menjalin koalisi bersama partai-partai sekuler lainnya untuk memanfaatkan isu anti Islam di kalangan penduduk Turki, sebelum dilangsungkannya pemilu.
AKP sendiri dalam tahun-tahun kuasanya telah berhasil sendirian memulai pembicaraan intensif untuk bergabung dalam Uni Eropa, merealisasikan keseimbangan ekonomi secara drastis, mengurangi tingkat penyimpangan uang negara yang selama ini menjadi penyakit laten di Turki. Tapi para pengkritik AKP mengatakan pihak AKP telah menyingkirkan peran sekuler di Turki dengan melonggarkan undang-undang terkait Jilbab dan meningkatkan kesuburan aliran agama dalam birokrasi mereka. (na-str/iol)