Da'i Kondang Mesir Dituduh Bela Yahudi

Da’i kondang asal Mesir – Amr Khaled menghadapi kontroversi atas sebuah kisah yang ada di dalam Al-Quran dalam sebuah program televisi populer yang membahas kisah Nabi Musa dan menurut dugaan kisah tersebut dihubungkan dengan peristiwa terkini dan membangkitkan rasa simpati terhadap kaum Yahudi.

Dalam program televisi Min Qashash Al-Quran (Kisah-kisah dari Al-Quran), yang telah disiarkan di beberapa saluran televisi sejak permulaan bulan Ramadhan, Khaled membahas bagaimana Firaun telah membunuh kaum laki-laki Yahudi selama masa nabi Musa.

Penceramah terkenal tersebut menyiapkan cerita ini sejak awal tahun dan diposting di situs Web-nya pada bulan Mei dengan mengajukan pertanyaan serta meminta para pengunjung situsnya untuk merespon cerita yang ia buat.

"Pikirkan pertanyaan-pertanyaan ini," tulisnya di situs Web. "Anda tidak akan menemukan jawaban mereka dalam buku apa pun. Mereka hanya perlu otak dan imajinasi."

Di antara pertanyaan yang diposting adalah ditanyakan: Mengapa Firaun para pria Yahudi untuk dibunuh? Apakah menurut Anda Musa melakukan misinya ada ‘tujuan politik? Apakah menyelamatkan bangsa Israel atau berbicara dengan Firaun menjadi keyakinan kepada Tuhan? Mengapa Musa berseru kepada bangsa Mesir untuk bergabung dengan keimanannya?

Tanggapan yang luar biasa yang didapat Khalid, karena mayoritas mengaitkan kisah Musa dengan situasi politik di Mesir saat ini dan dipandang sebagai seruan untuk memberontak terhadap pemimpin yang represif.

Kisah Musa ini diyakini mejadi salah satu alasan utama mengapa Khaled diisukan telah dipaksa untuk meninggalkan Mesir pada bulan Juni lalu.

Diskusi yang ada di situs Khaled ternyata tidak diterima oleh pejabat negara Mesir, menurut sumber keamanan yang tidak mau disebutkan namanya – kepada Al Arabiya.

Sebuah laporan dari petugas keamanan negara mengatakan bahwa kisah Khaled tersebut diduga dapat menjadi sarana untuk membangkitkan simpati kaum Yahudi dan juga bisa menyerang pemerintah Mesir.

Laporan 314 juga menyebut program Khalid lainnya Al-Insan, yang menangani masalah kesulitan di desa-desa miskin dan meluncurkan kampanye untuk membantu warga miskin dengan membangun rumah baru untuk mereka.

Inisiatif program kegiatan ini telah dianggap menyaingi proyek kegiatan Alf Qari’ah (Seribu desa), yang disponsori oleh Gamal Mubarak, anak dari presiden Mesir. Laporan itu kemudian diserahkan kepada Menteri Dalam Negeri dan Khaled diminta untuk mengubah program-program kegiatannya. Ketika ia tidak melakukannya, ia berangkat ke London.

Dr Muhammad Fathi, seorang wartawan dan salah satu teman dekat Khaled, membantah tuduhan bahwa Kementerian Dalam Negeri terlibat dalam keberangkatan Khaled ke London dan menekankan bahwa Khaled akan kembali ke Mesir selama bulan Ramadhan.

"Dia sekarang di Arab Saudi sedang melaksanakan Umroh," katanya kepada Al Arabiya. "Dia juga akan terbang ke UAE untuk ambil bagian dalam kompetisi Quran internasional setelah itu baru kembali ke Mesir."

Khaled menurut Fathi membantah bahwa dirinya bersimpati dengan orang-orang Yahudi.

"Program menyerang kebijakan Israel, akan dibuat dan ditampilkan pada episode berikutnya tentang masjid al-Aqsha dan di episode tersebut akan diceritakan bagaimana Israel tidak mempunyai hak untuk mengklaim wilayah tersebut sebagai wilayah mereka.

Adapun adanya konotasi politik pada program tersebut, Fathi menekankan bahwa tidak ada hubungannya dengan situasi politik saat ini di Mesir.

"Ini adalah program keagamaan dan kisah itu disebutkan dalam Quran. Hal ini hanya menceritakan bagaimana nabi Musa diutus oleh Allah untuk melawan penindasan," jelasnya.

Fathi menunjukkan bahwa Khaled memakai teknologi mutakhir di programnya dan memprakarsai sebuah perubahan signifikan acara keagamaan dan menyatakan bahwa program tersebut telah mendapatkan reting tertinggi.(fq/aby)