Raja pun mengumpulkan semua ulama di istana untuk mengesahkan undangundang itu. Imam Nawawi dikisahkan datang dengan muka tegak, berbeda dengan ulama lainnya yang menunduk. Dia memandang ke arah raja dan para pembesar yang mengelilinginya.
Raja sempat bertanya mengapa sang imam tak mengikuti perintahnya. Dia pun menyangka sang imam ingin agar negerinya diduduki bangsa lain. Imam Nawawi berargumentasi, “Sesungguhnya rakyat Syam sekarang telah melarat. Berat bagi mereka untuk membayar dana perang. Terkait dana perang, bukankah masih ada dana lain yang bisa ditarik?”
Imam Nawawi lantas menyodorkan berbagai fakta yang terjadi. Dia mempertanyakan status raja yang sebelumnya merupakan budak dan belum membayar tebusan untuk memerdekakan dirinya. Fakta lainnya adalah ribuan pegawai kerajaan yang memiliki pakaian kebesaran mewah dan ditaburi emas permata. Tak hanya itu, istana pun memiliki dayangdayang dengan perhiasan dan pakaian mewah.
Tajamnya lidah Imam Nawawi membuat raja murka. Dia pun meng usir imam saleh itu dari negeri Syam. Imam Nawawi setuju dengan permintaan raja untuk pergi dari tanah kelahirannya sendiri. Uniknya, para ulama Syam me minta raja untuk mencabut keputusan itu. Mereka meminta sang imam di kembalikan lagi ke Damaskus. Meski raja sudah menyetujuinya, sang imam menolak. Imam Nawawi hanya akan masuk kembali ke Damaskus jika raja itu keluar dari istananya. Sebulan setelah kejadian itu, raja mangkat dan Imam Nawawi kembali ke kampung halamannya. (rol)