Seniman besar Suriah Sabah Fakhri mengaku bahwa dirinya setiap hari terus mengikuti berita-berita. Ia juga menjelaskan bahwa ummat Islam dan Arab merasakan luka menganga akibat kejadian-kejadian di Palestina, Irak, Afghanistan dan Chechnya.
Fakhri yakin bahwa tak ada seorang pun yang akan merasa senang terhadap tayangan-tayangan pembunuhan dan vandalisme di Palestina di berbagai stasiun televisi. Seniman tersohor Suriah itu merupakan pelantun lagu ‘Hayya ‘Alal Jihad’ (Ayo Kita Jihad), yang pada tahun 1967 memicu reaksi keras Israel sehingga negara Zionis itu membakar semua kaset lagu itu yang bersedar di Palestina.
Tentu saja keberanian Fakhri itu mendapatkan pujian dari berbagai pemimpin Arab. Berbagai medali penghargaan berhasil diraihnya, seperti dari Presiden Tunisia Al-Habib Burqaibah dan Sultan Qabus Oman.
Terakhir, Fakhri meraih penghargaan dari Presiden Suriah Basyar Al-Asad, yang menurutnya penghargaan ini teramat istimewa. Pasalnya, imbuh dia, Al-Asad tak ubahnya seorang kawan yang menghormati kelurganya sendiri, kerabatnya yang hidup bahagia bersamanya. Fakhri sendiri menilai penghargaan ini sebagai penghargaan untuk semua senian Arab.
Penyanyi yang kerap disebut sebagai Abbu Kultsum Suriah itu mengaku bahwa dirinya bukanlah seorang yang anti-video klip seperti yang kerap dituduhkan banyak pihak. Ia menegaskan bahwa dirinya hanya anti-ketelanjangan dan hal-hal yang merusak moral. "Anti terhadap hal yang memicu syahwat di video klip, " tandas dia sambil manambahkan bahwa harus dibedakan antara seni suara dengan seni gambar.
Lebih jauh Fakhri menilai bahwa sukses tidaknya seorang penyanyi tidaklah diukur jumlah album yang telah dihasilaknnya. Fakhri berpendapat bahwa, kesuksesan seorang penyanyi diukur sejauh mana pesan sang penyanyi sampai ke pendengar. Selain itu, lanjut dia, musik merupakan bahasa universal yang menyentuh semua bangsa.
Fakhri merupakan jebolan Sekolah Musik di Damaskus tahun 1947. Ia banyak tampil menyanyi di negara-negara Arab, Eropa, Amerika dan Kanada. Demikian juga ia pernah tampil dalam penyerahan Piala Nobel di Swedia.(ilyas/alrbn)