Kirim Email pada Imam Muslim, Abe Mashal Dilarang "Terbang"

Biro intelijen dalam negeri AS, FBI memasukkan nama Abe Mashal–seorang mantan pasukan Marinir–ke dalam daftar orang yang oleh pemerintah AS dilarang "terbang" alias tidak boleh menggunakan transportasi penerbangan.

Mashal, 31, yang sekarang bekerja sebagai pelatih anjing mengatakan, FBI mengambil tindakan itu setelah mengetahui bahwa Mashal melakukan komunikasi lewat sejumlah email dengan seorang imam muslim yang sedang dalam pengawasan FBI.

Mantan anggota Marinir dari kesatuan St. Charles, III itu mengetahui bahwa dirinya masuk daftar larangan terbang sejak bulan April 2010, ketika ia akan naik pesawat menuju Spokane, Washington untuk keperluan melatih seekor anjing milik kliennya. Sejak saat itu, anggota keluarga dan teman-teman Mashal diinterogasi, dan Mashal sendiri kehilangan mata pencahariannya sebagai pelatih anjing karena dilarang menggunakan transportasi penerbangan.

Mashal menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki hubungan dengan teroris atau aktivitas terorisme apapun. Ia juga menyebut dirinya sebagai "patriot" yang dengan hormat mengundurkan diri dari Korps Marinir.

Mashal sudah mengajukan gugatan atas kasusnya ini pada bulan Juli, dan ia merupakan salah satu dari 17 orang penggugat yang diwakili oleh American Civil Liberties.

Para agen FBI menginterogasinya di rumah, dan ketika ia berada di Bandara Midway. Lalu, ia dipanggil ke sebuah hotel di Schaumburg, di mana sudah menunggu agen FBI lainnya, yang kemudian memberitahunya bahwa ia dimasukkan ke dalam daftar "larang terbang" karena Mashal pernah mengirim email ke seorang imam muslim yang sedang diawasi FBI.

Waktu itu, Mashal mengatakan bahwa ia mengirim email itu untuk meminta nasehat dari imam tersebut tentang cara mendidik anak dalam keluarga yang berbeda agama, karena Mashal seorang muslim, sedangkan istrinya seorang Kristiani.

Agen-agen FBI itu lalu menawarkan bahwa nama Mashal bisa dicabut dari daftar "larangan terbang" asalkan Mashal mau menyamar sebagai informan FBI yang akan ditugaskan ke masjid-masjid. Mashal menolak tawaran itu. Ia merasa FBI sudah memerasnya.

"Saya merasa seperti hidup di negara komunis Rusia, bukan di AS, hingga bisa mengalami hal semacam itu," kata Mashal.

FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menolak berkomentar atas kasus Abe Mashal. Pada bulan Oktober, Departemen Keamanan Dalam Negeri mengirimkan surat pada Mashal yang isinya mengatakan bahwa mereka sudah mengkaji kembali kasus ini dan keputusannya, "tidak ada perubahan atau koreksi yang akan dilakukan pada saat ini." (ln/isc/CT)