Kiprah Muslimah Eropa: Luruskan Pandangan Barat bahwa Islam Menindas Kaum Perempuan

Para Muslimah di Eropa tidak tinggal diam melihat cara pandang Barat dan media massa Barat yang kerap salah menafsirkan peranan kaum perempuan dalam Islam. Untuk itu, pada Sabtu (4/3) kemarian, di ibukota Belgia, Brussel, sekitar 90 aktivis Muslimah Eropa berkumpul guna mencari jalan untuk meluruskan pandangan yang salah itu. Selama ini masyarakat Barat termasuk media massanya menilai bahwa ajaran Islam tidak menghormati keberadaan kaum perempuannya, padahal sebaliknya, Islam memberikan status yang sangat tinggi bagi para Muslimah.

"Forum ini merupakan kesempatan baik untuk menunjukkan imej yang sesungguhnya tentang kaum perempuan Muslim dan mengubah stereotipe yang dimunculkan media massa bahwa wanita Muslim adalah bawahan kaum laki-laki dan ditindas oleh Islam," kata Nur Gaballah, kordinator European of Muslim Women.

Gaballah yang juga mewakili Liga Muslimah Perancis mengatakan, forum ini membahas isu-isu yang dihadapi kalangan Muslimah di Eropa, khususnya tindakan rasisme. "Kami memberikan perhatian khusus pada para Muslimah generasi kedua dan ketiga di Eropa, yang mengalami tindakan rasis karena agama dan latar belakang budaya mereka," ujarnya.

Pertemuan yang diselenggarakan oleh Free University, Brussel dengan tema ‘Muslim Women’s Contribution to Europe Societies" ini sekaligus untuk membentuk sebuah komite administrasi serta jajaran pengurusnya yang terdiri dari 45 orang, yang akan menggelar pemilihan ketua baru.

Isu-isu penting lainnya yang dibahas forum Muslimah Eropa itu antara lain tentang hubungan perempuan dan laki-laki menurut ajaran Islam dan bagaimana Muslimah diperlakukan sama dalam Islam.

Gaballah mengungkapkan, stereotipe yang buruk terhadap kaum perempuan dalam Islam, tidak lepas dari pemahaman yang salah yang disebarluaskan oleh kalangan wanita Muslim sendiri. Ia mencontohkan kaum perempuan Muslim di Eropa seperti Chahdorff Djavann yang keturunan Iran serta anggota parlemen Belanda keturunan Somalia, Ayaan Hirsi Ali, yang ikut memberikan kontribusi munculnya stereotipe yang kurang baik tentang kaum perempuan dalam Islam.

Ali pernah membuat film pendek berjudul ‘Submission’ yang memfokuskan ceritanya pada ajaran Islam yang ia anggap telah memperlakukan wanita sewenang-wenang. Bahkan, kabarnya, Ali sedang menyiapkan film keduanya tentang homoseksualitas dalam Islam.

Pada kesempatan itu, Gaballah juga menyatakan bahwa forum yang dipimpinnya terbuka untuk siapa saja dan membantah bahwa Muslimah yang tidak berjilbab dilarang ikut dalam forum tersebut.

Para aktivis dari kalangan Muslimah Eropa selama ini selalu aktif mengecam media massa dan pemerintah Barat, yang sering tidak konsisten dengan apa yang mereka ucapkan. Di satu sisi, media dan masyarakat Barat menuding Islam menindas kaum perempuan, tapi di sisi lain, media massa dan masyarakat Barat menutup mata atas penindasan dan tindakan rasis yang dialami Muslimah baik di lapangan kerja, universitas dan kehidupan publik di Barat. (ln/iol)