Kini Syiah Sudah Siap Memerintah Iraq

Benarlah kiranya ancaman itu. Setelah melewati pemilu, kaum Syiah akan segera membentuk aliansi yang membuat mereka punya kesempatan untuk membangun pemerintahan berikutnya di Iraq. Saat ini, kekuatan Syiah di Iraq telah menjadi kekuatan terbesar kedua dalam pemilu electoral kemarin. Pembentukan aliansi ini diumumkan Selasa (4/5).

Kesepakatan koalisi terjadi antara Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki dan koalisi konservatif Aliansi Nasional Syiah Irak dan hal itu hanya membuat mereka terpaut empat kursi parlemen dengan mayoritas yang berkuasa.

Aliansi ini jelas bisa sangat mendominasi pemerintah Irak dan selanjutnya mengasingkan minoritas Sunni yang kehilangan posisi mereka, setelah babak belur akibat jatuhnya Saddam Hussein.

Tapi tampaknya koalisi ini masih sangat rapuh. Terbukti, siapa yang akan menjadi perdana menteri masih dalam perebutan. Satu hal yang pasti, kekuatan Syiah Iran terasa sangat kuat dalam urusan rumah tangga Iraq.

"Meskipun sangat berisiko, koalisi telah sepakat untuk mengumumkan pembentukan sebuah blok parlemen tunggal," kata Abdul-Razaq al-Kazemi dari Aliansi Nasional Irak.

Al-Kazemi, yang mengabaikan pertanyaan wartawan, didampingi oleh pejabat dari Negara Hukum dan pergerakan ulama radikal Muqtada al-Sadr, yang pengikut-pengikutnya membentuk kelompok terkuat dalam Aliansi Nasional Irak.

Pemilu Irak pada tanggal 7 Maret sebenarny atidak menghasilkan pemenang, dan hal ini memaksa negosiasi ekstensif antara faksi-faksi dan divisi politik selama hampir dua bulan belakangan ini. (sa/myn)