Penutupan sementara tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi. Khusus untuk Tunisia, pemerintah Perancis memerintahkan Kedutaan Besar dan sekolah Perancis ditutup mulai hari ini juga Sabtu (19/09).
Selain Kedutaan Besar Perancis di Tunisia, belum jelas kedutaan-kedutaan lain yang akan ditutup.
Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius mengatakan ia khawatir akan 20 karikatur yang diterbitkan di majalah satir Charlie Hebdo.
Karikatur itu mengolok-olok protes berbau kekerasan baru-baru ini untuk menentang Amerika Serikat yang dipicu oleh film yang dianggap menghina Nabi Muhammad dan dibuat di Amerika.
Laurent Fabius khawatir penerbitan karikatur ini akan semakin memperluas protes film anti-Islam yang terjadi sejak pekan lalu. Fabius mengatakan langkah pengamanan diterapkan di Konsulat dan Kedutaan Besar Perancis di seluruh dunia.
“Jelas saya telah memberikan instruksi sehingga langkah-langkah pengamanan khusus diambil di semua negara yang berisiko timbul masalah dan bahwa semua warga negara kita harus berhati-hati,” kata Menlu Perancis.
Kementerian Luar Negeri juga menerbitkan peringatan perjalanan kepada warga Perancis di negara-negara Muslim untuk “sangat waspada”, menghindari kerumunan massa dan menghindari tempat-tempat yang mewakili Barat atau tempat ibadah.
Peringatan perjalanan tersebut berlaku bagi warga Perancis yang berada antara lain di Afghanistan, Arab Saudi, Bangladesh, Mesir, Indonesia, Pakistan, Irak, Libya, dan Yaman.
Perdana Menteri Prancis Jean-Marc Ayrault mengatakan kebebasan berbicara memang dijamin di Perancis, tetapi harus digunakan dengan penuh tanggung jawab.
Sementara itu Stephane Charbonnier, redaktur majalah Charlie Hebdo yang menerbitkan karikatur Nabi Muhammad, membela keputusannya untuk menerbitkan kartun-kartun nabi.
“Kalau kita mulai mengatakan bahwa kita tidak bisa menerbitkan kartun-kartun ini karena ada risiko seseorang akan kaget maka kita akan mengurungkan niat membuat kartun lain karena akan ada tekanan terhadao kartun lebih lunak dan seterusnya dan kita akan berhenti membuatnya,” tuturnya.
“Kita membuat karikatur berbagai macam orang, setiap minggu, dan ketika kita membuat karikatur Nabi Muhammad atau sesuatu tentang Islam, ini disebut provokatif. Bukan, ini bukan provokasi. Ini tergantung siapa yang berada di baliknya, pembaca,” tambah Stephane Charbonnier.
Kantor majalah Charlie Hebdo dilempari bom molotov November tahun lalu setelah menerbitkan kartun serupa.(fq/bbc)