Khalil al-Dulaimi adalah anggota tim kuasa hukum mantan penguasa Irak, Saddam Hussein. Menurutnya, "banyak rahasia" tentang Saddam yang belum diketahui khalayak. Oleh sebab itu, ia berencana untuk mengungkapkannya dalam sebuah buku yang akan ditulisnya sendiri.
Dalam wawancara dengan Middle East Online, al-Dulaimi mengatakan bukunya nanti bukan hanya membeberkan rahasia-rahasia yang belum pernah terungkap di balik jatuhnya Baghdad. Tapi juga akan memuat sekitar 200-300 surat, puisi dan teks-teks lainnya yang ditulis tangan oleh Saddam Hussein, serta cerita-cerita yang disampaikan Saddam Hussein padanya dalam lebih dari 140 kali wawancara ketika Saddam berada di penjara.
"Buku ini bukan sekedar berisi memoar Saddam" kata al-Dulaimi.
Ia mengungkapkan, saat ini masih mencari penerbit dan mengumpulkan materi-materi untuk buku yang rencananya akan terbit dalam satu tahun ini, dengan tebal lebih dari 500 halaman.
Dulaimi mengaku sempat 140 kali bertemu dengan Saddam di penjara, 70 kali di antaranya bertemu secara pribadi. Saddam banyak bercerita tentang jatuhnya kota Baghdad saat invasi AS, soal penangkapannya, kehidupannya di penjara dan pandangan-pandangannya tentang masa depan Irak.
Dulaimi juga akan menuliskan detil keikutsertaan Saddam dalam sebuah pertempuran dengan pasukan AS di bandara Baghdad dan bagaimana pertentangannya dengan deputinya sendiri, Taha Yassin Ramadan, beberapa hari sebelum kota Baghdad jatuh.
"Pertentangan itu positif, bukan diskusi yang negatif, tentang pertempuran di bandara Baghdad. Presiden ikut serta dalam pertempuran itu dan Taha Yassin Ramadan tidak mau presiden terjebak dalam baku tembak, " tutur al-Dulaimi.
Nasib Taha Yassin Ramadan sama dengan Saddam Hussein, berakhir di tiang gantungan atas tuduhan terlibat dalam kasus pembunuhan di Dujail.
Lebih lanjut al-Dulaimi mengungkapkan, banyak rahasia di balik jatuhnya kota Baghdad yang sampai sekarang tidak diketahui orang dan ia mengaku tahu semua rahasia itu dari penuturan Saddam Hussein sendiri.
"Akan diungkap, dalam kalimat yang diucapkan Saddam Hussein sendiri, pertemuan terakhir Saddam dengan para pejabat Irak di sebuah restoran di kawasan al-Mansur, Baghdad dan hubungannya dengan kelompok-kelompok pejuang sebelum akhirnya dia tertangkap, " ujar al-Dulaimi.
"Buku ini juga akan menguak hubungan antar tahanan setelah mereka ditangkap dan apakah para tahanan itu mau bernegiosiasi dengan AS atau tidak, " imbuhnya.
Dalam pertemuan-pertemuannya dengan Saddam di penjara, Dulaimi mengaku tidak menggunakan alat perekam untuk merekam semua pembicaraan Saddam, tapi dia menulis setiap kalimat yang diucapkan kliennya itu.
Dulaimi menyatakan, Saddam juga banyak cerita tentang kondisi penangkapannya oleh pasukan AS. "Banyak orang yang percaya keterangan AS seputar penangkapan Saddam itu adalah keterangan yang benar. Terutama cerita bahwa pasukan AS menemukan Saddam di sebuah lubang persembunyian. Cerita itu tidak benar dan berbeda dengan apa yang diungkapkan Saddam. Dan itu semua akan diungkap dalam buku saya. "
Selain al-Dulaimi, kuasa hukum Saddam asal Yordania, Ziad Najdawi pada bulan Januari lalu juga mengungkapkan, sejak dibubarkan, timnya berencana untuk menulis memoar mereka tentang persidangan Saddam Hussein yang berujung pada hukuman mati.
"Anda akan menemukan ketidakadilan, sandiwara dan jahatnya agresi AS terhadap bangsa Arab dan Muslim, " tandas Najdawi. (ln/MoL)