Khalid Mishal, kepala biro politik Hamas menolak tawaran Eropa agar Hamas berdialog langsung dengan Israel untuk mengakhiri konflik di Jalur Ghaza.
Berbicara di depan massa Hamas di Damaskus, ibukota Suriah, negara tempat ia diasingkan, Mishal mengungkapkan bahwa sejumlah negara Eropa telah menawarkan diri pada Hamas
Untuk mengatur pertemuan langsing dengan Israel guna membicarakan masalah gencatan senjata antara kedua belah pihak.
"Saya katakan pada mereka (Eropa) ‘tidak’ dan ribuan kali ‘tidak’, " tandas Mishal yang berbicara dalam rangka hari jadi Hamas ke-20.
Meski demikian Mishal menyatakan siap berdialog dengan Fatah tanpa persyaratan apapun. Sebelumnya, pada Senin kemarin, Presiden Palestina yang juga pimpinan Fatah Mahmud Abbas mengungkapkan keinginannya untuk ‘membuka lembaran baru’ dengan Hamas, jika Hamas mau menyerahkan kontrol wilayah Ghaza pada otoritas Palestina. Namun, persyaratan itu ditolak oleh pejabat senior Hamas di Ghaza, Mahmud al-Zahar.
Sementara Mishal mengatakan, "Tak ada satu pun negara Arab yang meminta Hamas menyerahkan Ghaza. " Ia justru meminta agar jabatan Salam Fayyad sebagai perdana menteri yang ditunjuk Abbas, dicopot. (ln/aljz)