Berbohong dan menipu sudah menjadi bagian hidup orang-orang Yahudi terutama Yahudi yang mendukung Zionisme, karena kita suci mereka Talmud membolehkan kaum Yahudi berbohong dan menipu kaum non-Yahudi.
Tapi ajaran ini nampaknya tidak berlaku bagi Bernard Madoff, milyuner Yahudi AS yang berhasil menggegerkan dunia karena kejahatan penipuan yang dilakukannya terhadap sejumlah perusahaan berskala internasional. (berita terkait: Penipu Ulung Guncang Yahudi Dunia)
Bagi Madoff menipu sesama Yahudi sah-sah saja, asalkan ia mendapat keuntungan besar dari aksi tipu menipunya. Tak heran, ketika kejahatan Madoff terbongkar banyak orang-orang Yahudi AS yang menjadi korbannya dan tentu saja syok dengan kelakuan Madoff yang selama ini dikenal sebagai sosok yang murah hati karena ia menjadi donatur banyak organisasi sosial Yahudi di AS.
Bunuh Diri
Investor asal Prancis Rene-Thierry Magon de la Villehuchet, 65, menjadi korban Madoff pertama yang bunuh diri. Ia kehilangan uang sebesar 1,4 milyar dollar AS yang ia investasikan pada perusahaan Madoff. Renen ditemukan tewas di kantornya di New York, Selasa (23/12).
Juru Bicara Kepolisian New York, Paul Browne mengatakan mayat Rene ditemukan dalam posisi duduk di depan meja kerjanya dengan sayatan di kedua belah pergelangan tangannya. Di dekatnya ditemukan botol berisi pil tapi tidak ditemukan catatan apapun.
Rene adalah salah satu investor kelas dunia yang terpukul oleh akibat kasus penipuan Madoff. Surat kabar terbitan Paris, La Tribune melaporkan, Rene yang juga pendiri perusahaan bisnis finansial Access International, siang malam selama satu minggu ini mencari cara agar bisa mendapatkan kembali uang yang ia investasikan di perusahaan Madoff. Namun gagal, karena otoritas hukum AS sudah membekukan semua asset-asset Madoff dan Madoff sendiri kini menjadi tahanan rumah di apartemennya di Manhattan.
Yahudi Syok dan Sikap Anti-Semit
Terbongkarnya kejahatan Madoff menjadi tamparan keras sekaligus membuat malu komunitas Yahudi AS, terutama di Palm Beach, Florida. Banyak korban penipuan Madoff adalah lembaga-lembaga amal dan keluarga-keluarga Yahudi kaya di AS, khususnya di Palm Beach.
"Saya kenal dengan sejumlah orang yang menjadi korban penipuan Madoff, mereka adalah orang-orang yang baik dan sangat murah hati menyumbangkan sebagian hartanya untuk menjadikan dunia lebih baik sebagai tempat hidup. Mereka marah dan kecewa," kata Rabi Moshe Scheiner dari sinagog Palm Beach.
Kawasan Palm Beach memiliki jumlah penduduk permanen sebanyak 10.000 orang. Tapi pada puncak musim dingin, populasi Palm Beach bisa meningkat tiga kali lipat dan 50 persennya adalah populasi Yahudi. Seorang penasehat keuangan di kawasan itu mengaku kenal dengan sejumlah keluarga Yahudi yang mengalami kerugian masing-masing 100 juta dollar akibat kasus penipuan Madoff.
Menurut data surat kabar The New York Times, beberapa keluarga dan lembaga amal milik Yahudi yang menjadi korban Madoff antara lain;
- The Chais Family Foundation, dengan nilai investasi 178 juta dollar
- The Carl and Ruth Shapiro Family Foundation, nilai investasi 145 juta dollar
- Yeshiva University, nilai investasi 100-125 juta dollar
- Hadassah, nilai invesrasi 90 juta dollar
- The Elie Wiesel Foundation for Humanity, nilai investasi 37 juta dollar
- Yayasan amal Mortimer Zuckerman, nilai investasi 30-40 juta dollar
- The Jewish Community Foundation of Los Angeles, nilai investasi 25,5 juta dollar
- The American Jewish Congress, nilai investasi 11, 3 juta dollar
- The Jewish Federation of Greater Washington, nilai investasi 10 juta dollar
- Wunderkinder Foundation milik Steven Spielberg, nilai invetasi 8 juta dollar
- The Robert I. Lappin Foundation, nilai investasi 8 juta dollar
- The Ramaz School Manhattan, nilai investasi 6 juta dollar
- Technion Foundation, nilai investasi 6 juta dollar
- North Shore-Long Island Jewish Health System, nilai investasi 5,7 juta dollar
- The SAR Academy, nilai investasi 3,7 juta dollar
Jumlah pasti kerugian yang dialami komunitas Yahudi dalam kasus Madoff belum diketahui. Namun menurut surat kabar Jerusalem Post, lembaga-lembaga amal milik Yahudi kehilangan dananya sekitar 600 juta dollar. Jerusalem Post menyebutkan, kerugian akibat kasus penipuan Madoff merupakan "bencana finansial paling spektakuler" bagi komunitas Yahudi sejak masa Great Depression yang melanda dunia di era tahun 1930-an.
Sikap Anti-Yahudi
Laurence Learner, penulis yang tinggal di Palm Beach mengungkapkan kemungkinan dampak buruk terhadap komunitas Yahudi, khususnya di Palm Beach yang dulu pernah mengalami diskriminasi. Terbongkarnya kejahatan Madoff yang menjadi skandal keuangan terbesar di dunia ini, kata Learner, bisa memicu menguatnya sikap anti-Yahudi yang bisa jadi mendorong tindakan balas dendam terhadap orang-orang Yahudi.
"Dulu, orang-orang Yahudi mengalami dikrisminasi. Sampai tahun 1965, orang Yahudi bahkan tidak diperkenankan masuk ke hotel-hotel lokal," ujar Learner yang sedang menulis buku berjudul "Madness Under the Royal Palms."
Learner mengatakan indikasi menguatkan sikap anti-Semit akibat kasus Madoff sudah muncul di internet-internet. "Orang-orang mengatakan, ‘lihat Yahudi jahat dan penipu itu, yang telah membuat kita bangkrut’. Anda akan temukan di internet, banyak orang yang menyalahkan Yahudi atas apa yang terjadi," tukas Learner.
Organisasi Anti-Defamation League membenarkan pernyataan Learner. Organisasi itu menyatakan telah mencatat postingan-postingan bernuansa anti-Semit yang tersebar di internet terkait skandal Madoff.
"Kasus ini dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok anti-Semit untuk menyuarakan kebenciannya pada Yahudi. Saya harap ada sikap pro aktif di masyarakat dan pengelola situs-situs internet untuk menghapus postingan-postingan yang bernuansa kebencian terhadap Yahudi," kata Adrew Rosenkranz, direktur Anti-Defamation League cabang Florida. (ln/bbc/reuters)