Ketika Pelang Petunjuk Jalan Di Arab Pun Sudah Tak Lagi Memakai Bahasa Arab

Timur Tengah layak khawatir akan Bahasa Arab mereka. Perlahan tapi pasti, Bahasa Arab semakin jarang digunakan dalam aplikasi kehidupan sehari-hari.

Di Lebanon misalnya, menjadi negara Arab terbesar dimana anak-anaknya adalah medan perang utama dari perdebatan linguistik, begitu laporan dari Associated Press Senin. Selama bertahun-tahun belakangan ini, ungkapan sehari-hari telah dibumbui dengan Bahasa Inggris dan Prancis, yang diimpor selama pemerintahan kolonial Prancis. Sekarang, tidak aneh lagi jika mendengar kata-kata "Hi, kaifa, ca va?" Satu kalimat itu terdiri Bahasa Inggris, Arab dan Prancis sekaligus.

Bahasa Inggris memang telah mendominasi budaya dan teknologi di Arab.

"Saya mencoba untuk membuat mereka tertarik, tapi saya tidak menyalahkan mereka bahwa mereka sama sekali tidak menaruh perhatian," kata Maya Sabti, yang anak-anaknya, 8 dan 10, lahir di Lebanon, tapi berbicara Arab dengan terpatah-patah. "Telepon selular, Facebook, film semua yang penting bagi mereka selalu dalam bahasa Inggris."

Dan menjadi praktik umum pula, banyak anak muda Arab menggunakan alfabet roman. Bahkan pelang-pelang penunjuk jalanpun sekarang ini tak lagi hanya memakai bahasa Arab saja tetapi juga dalam bahasa Romawi.

Tak disangsikan lagi bahwa bahasa Arab sudah mulai memudar.

"Kaum muda semakin menjauh dari bahasa Arab, dan ini merupakan sumber utama keprihatinan bagi kami," kata Suzanne Talhouk, seorang penyair Libanon yang memimpin "Fi’il Aamer," organisasi yang mempromosikan bahasa Arab. (sa/pn)