Ketika Mantan Tentara Inggris Stress Di Iraq

Seorang penjaga keamanan Inggris menghadapi hukuman mati atas pembunuhan terhadap dua rekannya karena mabuk dan mengamuk di sebuah bar di Zona Hijau, Baghdad.

Danny Fitzsimons, 33, dari Middleton, Greater Manchester, adalah mantan prajurit yang bekerja untuk ArmorGroup, divisi keamanan swasta dari G4, pada Agustus lalu menembak dua rekannya dan seorang penerjemah Irak. Dia mengaku bersalah, mengatakan bertindak hanya untuk membela diri.

Fitzsimons dituduh membunuh Paulus McGuigan, 37, dari Peebles, Skotlandia, dan Darren Hoare, 37 Australia. Ketiganya dilaporkan tengah minum-minum di suatu bar di zona internasional di kota itu. Dia juga melukai seorang penerjemah ketika ia mencoba untuk melarikan diri.

Beberapa jam setelah penembakan itu, Fitzsimons menandatangani pengakuan, tetapi kemudian mengatatakan bahwa ia tidak bisa mengingat kejadian malam itu.

"Saya berada di bawah pengaruh obat-obatan yang diberikan oleh mereka," katanya. "Saya tidak ingat apa-apa."

Fitzsimons akhirnya menghadapi hukuman mati, meskipun pengacaranya mengajukan kemungkinan hukuman penjara seumur hidup untuk kliennya. Sang pengacara juga menyatakan bahwa ia menderita gangguan stres pasca-trauma akibat bertahun-tahun dinas militer di Irak.

Hakim Ali Abbas al-Yousif dari Pengadilan Pidana Pusat Baghdad akan memimpin sidang, dan rencananya akan dimulai pada tanggal 4 Agustus.

Fitzsimons adalah orang Barat pertama yang diadili di sebuah pengadilan Irak atas tuduhan pembunuhan karena perjanjian Irak yang menuntut agar menghapuskan kekebalan yang diberikan kepada pekerja asing yang melayani pasukan pendudukan di negara ini. (sa/presstv)