Ketika Bendera Swedia Berkibar di Menara Masjid Malmö

Tanggal 6 Juni menjadi Hari Nasional Swedia, yang ditetapkan sebagai hari libur nasional sejak tahun 2005. Tahun ini, tema peringatan Hari Nasional adalah kehidupan multikultur dan integrasi di kalangan masyarakat Swedia.

Seperti di negara-negara nonmuslim umumnya, komunitas Muslim di Swedia juga menjadi perhatian utama pemerintah Swedia dalam isu-isu integrasi dan imigran. Komunitas. Perdebatan soal keberadaan imigran dan komunitas Muslim kerap menjadi pemberitaan media massa, yang mengutip pernyataan kelompok yang menentang serta yang mendukung komunitas Muslim.

Dalam editorialnya tentang tema multikultur dalam peringatan Hari Nasional Swedia 6 Juni kemarin, surat kabar Swedia Aftonbladed memajang foto menarik berupa foto Masjid Raya Malmö–milik organisasi asal Libya World Islamic Call Society–dan di salah satu menara masjid itu terlibat bendera Swedia berkibar. Tentu saja foto itu adalah hasil olahan fotografi untuk menggambarkan kehidupan multikultur di Swedia.

Dalam editorialnya yang ditulis oleh jurnalis Anders Linbald, surat kabar Swedia itu membela kehidupan masyarakat Swedia yang berasal dari beragam latar belakang budaya. Dengan judul "Hari Ini Kita Merayakan Keberagaman, Bukan Kebodohan", Linbald mengecam partai-partai kiri di Swedia yang menolak imigran.

"Pembangunan dan keterbukaan adalah sumber dari kesuksesan kita. Jangan ada isolasi dan kepicikan. Swedia di masa depan, masyarakatnya bisa merayakan hari besar apapun, termasuk Hari Nasional negara ini," tulis Linbald

Pada Hari Nasional Swedia, masyarakat negeri itu–seperti masyarakat negara lain pada umumnya–mengibarkan bendera negara mereka sebagai bentuk nasionalisme. Tapi, tema multikultur yang diusung ini menuai protes dari kelompok ekstrimis kiri di Swedia yang malah melakukan aksi massa antiimigran.

Editorial Aftonbladet yang disertai foto Masjid Raya Malmö dengan kibaran bendera Swedia di salah satu menaranya, langsung direspon pembaca dan menjadi kontroversi. Ratusan komentar dari pembaca yang mengalir ke situs harian tersebut, menuding Linbald dan Aftonbladet sedang berusama merampok identitas dan jati diri negara Swedia. (ln/thelocal)