Sabtu pagi, ketegangan masih berlangsung di masjid Al-Fath. Saksi dalam gedung Masjid mengatakan kepada Al Jazeera bahwa polisi, tentara dan “preman” sedang berusaha menyerbu Masjid yang didalamnya ada ratusan orang di dalam, termasuk perempuan dan anak-anak.
Kabinet sementara, yang dibentuk oleh tentara , telah menolak untuk mundur dalam menghadapi protes massa , bahkan mengizinkan secara resmi kepada polisi untuk menggunakan peluru tajam untuk membela dan menjaga instalasi negara.
Bader Abdel Atty, juru bicara kementerian luar negeri Mesir, membela tindakan pasukan keamanan dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, mengatakan secara sepihak bahwa pengunjuk rasa dipersenjatai dengan senapan mesin.
“Mereka mengibarkan bendera al-Qaeda di jantung kota Kairo. Mereka menggunakan senapan mesin terhadap warga sipil. Dan ini tidak dapat dijelaskan sejauh yang saya tahu sebagai demonstrasi damai,” katanya. (Aljazeera/Dz)