Kerusuhan di London Meluas

Kerusuhan yang berlangsung di London meluas. Kerusuhan dan penjarahan meletus di kota Birmingham, dan ini merupakan kekerasan terburuk dalam beberapa dekade, yang memasuki hari ketiga.

Penjarahan oleh kelompok-kelompok pemuda yang menggunakan tutup muka, terus menyebar ke Ealing dan Camden di sebelah utara ibukota Inggris, Senin malam.

Gambar televisi menunjukkan kelompok laki-laki berbaris di jalan-jalan dan menghancurkan jendela-jendela toko. Mereka juga membakar bangunan di Croydon, dan Clapham, di London selatan. Mereka menjarah toko dan mesin kas dan membakar setidaknya satu toko.

Kekerasan, bermula dari Tottenham, kota di utara London, hari Sabtu, dan dengan cepat menyebar ke Peckham dan Lewisham. Di Peckam, api membubung ke udara dari sebuah gedung yang dibakar, sementara puing-puing berserakan di seberang jalan. Orang keluar masuk toko-toko dan melakukan penjarahan.

Polisi dengan tameng antihuru-hara menghalau mereka saat mereka mencoba menutup daerah sekitar stasiun Hackney di timur kota. Puluhan petugas kini telah dikerahkan ke jalan-jalan Hackney.

Namun kerusuhan telah menjadi prahara di luar kota London, para penyerang menghancurkan toko-toko dan menjarah properti di pusat kota Birmingham Inggris.

"Orang-orang melihat banyak bangunan properti dan tempat investasi telah rusak, dan untuk memulihkan akan memerlukan waktu bertahun-tahun, dan mereka sangat bingung tentang hal itu. "Syukurlah Tottenham tenang seperti yang sekarang."

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron, menghadapi kritik oleh berbagai media, karena ia berlibur selama kerusuhan, dan mengumumkan akan memperpendek liburannya dan kembali ke London untuk melakukan pertemuan mengatasi krisis dan kerusuhan.

Sekitar 215 orang ditahan sejak kekerasan dimulai tiga hari lalu, menurut Theresa Mei, menteri dalam negeri, juga memperpendek liburannya karena kerusuhan.

Kerusuhan di London, dampak dari krisis finansial, yang sekarang melanda seluruh jagad, termasuk negara zona Erupa, yang ikut ambruk akibat krisis utang, yang erus mencekik negara-negara Erupa, sesudah Amerika Serikat dinyatakan sebagai negara "gagal" oleh S& P. (mh/aljz)