Di tengah-tengah isu pengurangan senjata nuklir yang terus menjadi topik pembahasan di kalangan para pemimpin dunia, justru negara di kawasan Teluk, membangun kerjasama di bidang nuklir. Negara Uni Arab Emirat melakukan kerjasama dengan Amerika di bidang nuklir. Kerjasama nuklir antara Emirat dengan AS, menurut pejabat AS, lebih diarahkan bagi pemenuhan kebutuhan di bidang energi, bukan digunakan untuk pengembangan senjata.
Namun, kemungkinan kerjasama nuklir antara Uni Arab Emirat dengan AS, lebih menunjukkan kecenderungan kekawatiran terhadap kemampuan nuklir yang dimiliki Iran. Kemampuan nuklir Iran, yang sekarang menjadi isu internasional itu, mendorong negara-negara Arab membangun kemampuan nuklirnya. Mereka belakangan ini merasa kawatir dengan perubahan politik yang terjadi di kawasan itu, terutama sejak Iraq, jatuh ke tangan kelompok Syiah, yang diluar skenario AS. Kekuatan politik kelompok Syi’ah yang membujur sejak dari Lebanon, Iraq, sampai ke Iran, bahkan Kuwait, pengaruh Syi’ah semakin kuat, membuat negara-negara Teluk takut. Apalagi, mereka juga diprovokasi oleh Amerika dan Israel, tentang ancaman nuklir Iran.
Belum lama ini, enam Negara Teluk, yang tergabung dalam Kerjasama Dewan Teluk (GCC), melakukan pertemuan yang dihadhiri enam menteri luar negeri, dan pertemuan itu dihadiri pula Menlu AS, Condoleeza Rice. Diantara para Menlu GCC itu, Menlu Arab Emirat, Sheikh Abdullah bin Zayyad al-Nahayan. Pertemuan itu, membahas situasi regional, yang semakin memanas, terkait dengan isu, yang sekarang berkembang, kemungkinan Israel,yang akan melakukan pilihan militer. Para menteri itu, menurut sebuah sumber, menginginkan agar AS tidak mendukkung langkah militer yang akan dilakukan Israel.
Perjanjian kerjasama dibidang nuklir antara Uni Arab Emirat denga AS itu, dimaksudkan untuk membantu Emirat dibidang pengembangan energi. Bukan untuk tujuan pengembangan senjata nuklir. Kemungkinan kerjasama itu akan ditandangani Presiden Bush, sebelum ia meninggalkan Gedung Putih.Uni Arab Emirat adalah salah negara di kawasan Teluk yang sangat maju, khususnya di bidang ekonomi, dan membutuhkan energi dibidang nuklir. Namun, sejumlah anggota kongres dan kelompok, terutama kalangan lobby Yahudi, menentang program kerjasama nuklir antara Emirat dengan AS.
“Kami telah berbicara dengan para pemimin Uni Arab Emirat, tentang rencana kerjasama dibidang nuklir, dan sangat penting bagi Negara di kawasan Teluk, yang sangat kaya, dan kerjasama ini semata-mata untuk tujuan damai”, kata juru bicara Gedung Putih, Mc.Cormack.
Uni Arab Emirat, Negara kaya di kawasan Teluk, yang mempunyai arti penting bagi AS, karena negara ini telah ikut memberikan andil, ketika Amerika melakukan serangan ke Iraq. Uni Arab Emirat merupakan sekutu setia AS, yang selama ini telah mendukung kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah, bahkan Emirat telah membuka hubungan dagang dengan Israel. (Mh/alhyt)