Blogger dari kelompok kiri dan media massa di AS memberikan julukan "Islamic Rage Boy" (Pemuda Muslim yang Pemarah) pada Shakeel Ahmad Bhat, seorang pemuda asal Kashmir.
Dua blogger asal Amerika menemukan foto-foto Bhat dalam sejumlah artikel berita. Kemudian mereka menggambarkannya kembali dalam bentuk kartun dengan judul "Islamic Rage Boy", bahkan sampai membuat hak ciptanya.
Wajah Bhat dengan ekspresi muka sedang marah, sudah dikenal publik karena fotonya dicetak di T-Shirt sampai ke alas mouse dan diperdijualbelikan di AS.
Ahmad Bhat dijuluki "Islamic Rage Boy" karena ekspresi wajahnya setiap kali melakukan aksi protes terhadap hegemoni Barat dan penjajahan Barat di negara-negara Muslim. Namun Bhat tidak senang dengan julukan itu ditujukan padanya.
"Saya tidak suka dengan panggilan yang tidak bagus itu, " kata Bhat saat diwawancari oleh surat kabar Guardian-wawancara pertama yang pernah dilakukan Bhat dengan media Barat-edisi Senin (23/7).
"Saya tidak suka orang membuat lelucon tentang saya atau atau membuat kartun diri saya. Tapi saya punya banyak hal yang lebih penting, yang harus saya pikirkan, " sambung Bhat yang lebih senang menyebut dirinya sebagai aktivis Muslim.
Shakeel Ahmad Bhat, setelah putus sekolah ikut angkat senjata melawan tentara India, membela tanah airnya, Kashmir. Ia sempat keluar masuk tahanan sampai 300 kali. Dan ia tak segan-segan ikut aksi protes meski lokasinya jauh. Jarak enam mil ia tempuh dengan berjalan kaki, lebih dari itu, Bhat biasanya menggunakan bis.
Kehadirannya dalam tiap aksi protes inilah yang menjadi perhatian media.Kadang, Bhat melakukan aksi protes sendirian. "Protes saya ditujukan pada mereka yang Muslim, yang tidak turun ke jalan mengecam ketidakadilan. Ini adalah kewajiban saya dan saya yakin Allah telah mentakdirkan ini pada saya, " tukasnya.
Julukan "Islamic Rage Boy" terhadap Bhat, merisaukan Council on American-Islamic Relations (CAIR). Juru bicara CAIR Ibrahim Hooper menilai julukan itu merupakan hinaan dan pelecehan.
"Saya melihat istilah ‘Islamic Rage Boy’ sebagai hinaan, mereka melekatkan julukan itu pada agama orang yang bersangkutan. Ini merupakan produk Islamofobia yang dibuat oleh mereka yang membenci Muslim di situs-situs internet, " ujar Hooper pada Guardian.
Ia menyamakan julukan "Rage Boy" dengan julukan bernuansa anti-Semit yang dilakukan Nazi, Jerman pada era 1930-an.
Hooper juga mengecam kartun-kartun Bhat, yang menurutnya merupakan bagian dari retorika anti-Muslim di AS.
"Orang berusaha mengaitkan Islam dengan kekerasan dan mengambil keuntungan dari tindakannya itu, " sambung Hooper.
Ia mengingatkan bahwa kasus Bhat adalah propaganda dengan target warga Muslim, khususnya di AS. Menurut Hooper, sebagian kecil masyarakat di AS masih bersikap antipati terhadap Muslim dan pembuatan kartun seperti kartun-kartun Bhat sama sekali tidak membantu untuk memberantas terorisme.
"Anda tidak bisa melawan sebuah bentuk ektrismisme, dengan bentuk ektrimisme yang lain, " tegas Hooper. (ln/iol)