Kepolisian Los Angeles Rekrut Seorang Da'i

Syaikh Qazi Asad, seorang imigran kelahiran Pakistan dipercaya untuk menjadi da’i di Kepolisian Los Angeles (LAPD). Syaikh Asad diharapkan bisa memberikan informasi tentang Islam dan komunitas Muslim di Los Angeles pada jajarat aparat kepolisian LAPD.

Pihak LAPD mengklaim, inilah kali pertama LAPD merekrut seorang da’i. Menurut Letnan Mark Stainbrook yang membidangi pemantauan komunitas masyarakat di departemen anti-teror dan biro intelejen kriminal mengatakan, banyak petugas polisi LAPD yang tidak tahu tentang Islam dan komunitas Muslim yang ada di Los Angeles.

"Syaikh Asad akan menjadi orang yang akan mendidik mereka tentang Islam dan komunitas Muslim," kata Stainbrook.

Para pimpinan di LAPD juga berharap Asad bisa memulihkan citra LAPD yang belakangan menuai banyak kritik terkait rencana LAPD membuat peta khusus tentang kota-kota yang banyak populasi muslimnya. Rencana itu digulirkan tahun 2007, tapi dikecam keras oleh komunitas Muslim yang menganggap rencana itu sebagai bentuk tekanan terhadap warga Muslim. Setelah aksi protes yang berlangsung sampai satu minggu, LAPD membatalkan rencana tersebut.

Los Angeles adalah kota kedua di AS, setelah New York yang paling banyak komunitas Muslimnya. Sedikitnya ada 500.000 Muslim yang tinggal di Los Angeles.

Para pemuka Muslim di kota itu menyambut positif penunjukkan Asad sebagai da’i di LAPD. Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relations (CAIR) wilayah California Selatan, Hussam Ayloush menilai Syaikh Assad memiliki pengetahun dan ketrampilan untuk mempersatukan semua lapisan masyarakat.

Selama ini, Syaikh Asad dikenal sebagai tokoh Muslim yang bisa menjembatani komunitas Muslim dan pihak kepolisian. Ia sekarang mengepalai organisasi Muslim Interfaith Clergy Council of America yang berafiliasi dengan Departemen Sherrif di kepolisian AS.

Siapa Syaikh Qazi Asad?

Asad sudah tinggal di AS selama 23 tahun. Pertama kali tiba di AS, ia tidak punya apa-apa dan bahasa inggrisnya pun tidak lancar. Dia belajar bahasa inggris dengan cara menonton berita berbahasa inggris di televisi dan ikur kursus bahas inggris.

Asad sempat bekerja beberapa tahun di bidang asuransi, sebelum menjadi seorang da’i. Ia aktif memberikan pemahaman bagi komunitas Muslim dan non-Muslim pasca serangan 11 September 2001. Asad diajak Sheriff Barca untuk memberikan keterangan pers pasca tragedi itu, untuk menunjukkan solidaritas para pejabat dan tokoh-tokoh masyarakat pada kelompok minoritas yang menjadi target kecurigaan setelah peristiwa Black September di AS.

Sejak itu, Syaikh Asad diminta bergabung dengan Dewan Eksekutif Keagamaan Sheriff. Ia mengajak belasan Muslim lainnya untuk bergabung ke Dewan itu dengan tujuan membangun rasa saling percaya antara komunitas Muslim dan komunitas lainnya di AS.

"Kita harus membangun komunikasi yang baik, kedua belah pihak harus saling berbicara," ujar Syaikh Asad.

Asad, 47, menyatakan akan mengenakan pakaian tradisional Muslim Pakistan saat bertugas di LAPD. "Para polisi disana mungkin akan terheran-heran melihatnya, saya akan memberikan kesempatan mereka untuk beradaptasi," tukas Asad.

Asad diharapkan benar-benar menjadi "jembatan" untuk meluruskan pandangan-pandangan yang salah masyarakat Barat tentang Islam dan Muslim, termasuk pada aparat keamanan dan kepolisian di AS dan bukan dijadikan sebagai "mata-mata" kepolisian LAPD untuk mengintai kehidupan komunitas Muslim di kota itu. (ln/iol)