“Kami memang pada akhirnya harus melakukan operasi militer besar-besaran ke Ghaza, tapi kami tidak akan terburu-buru, ” ujar Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak. Komentar itu ia keluarkan di sela-sela kunjungannya ke sejumlah pos militer Israel yang mengitari Ghaza.
Barak nampaknya menyadari bahwa pilihan operasi darat akan banyak menghadapi tantangan. Karenanya, ia masih menolak ada rencana serangan darat dalam waktu dekat. “Serangan darat baru akan dilakukan ketika berbagai sarana lainya sudah siap, ” ujarnya.
Sementara itu Kepala Staff Angkatan Darat Israel Gabi Ashkenazi justru mengatakan bahwa pasukannya siap untuk melakukan serangan darat ke Ghaza. Dalam siaran radio militer Israel disebutkan perkataan Gabi, “Kami siap melakukan invasi militer darat ke Ghaza, tapi hal itu tergantung keputusan politik. ”
Menurut Ashkenazi, perang yang kini terjadi di sejumlah tempat menunjukkan bahwa aksi-aksi militer Israel memang dibatasi dengan misi mematahkan serangan misil dan rudal pejuang Palestina ke Israel. Hingga hari ini, setelah perundingan Annapolis, Israel telah membunuh 24 orang pejuang Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas.
Gabi Ashkenazi menyatakan tidak setuju dengan keputusan pembebasan sejumlah tawanan Palestina beberapa hari lalu. Tapi dirinya mengatakan, hal itu tidak mengapa asalkan mempunyai pengaruh bagi pembebasan kopral Ghilad Shalit yang hingga kini masih ditahan pejuang Palestina. (na-str/aljzr)