Kepala sekolah di Twickenham, barat daya London membatalkan acara kunjungan para siswanya ke Masjid Hounslow yang terletak tak jauh dari sekolah itu, dengan alasan khawatir akan menjadi target serangan teroris yang ingin membalas kematian Usamah bin Ladin.
Siswa-siswa Orleans Infant School yang berusia antara lima dan enam tahun, rencananya akan berkunjung ke masjid itu pada hari ini, Selasa (24/5). Tapi kepala sekolah menyatakan khawatir akan keselamatan para siswanya, sehingga membatalkan acara kunjungan tersebut.
Kepala sekolah Jane Evans, pada malam hari sebelum pelaksanaan acara kunjungan, mengirimkan surat pada semua orang tua siswa yang isinya, "Seperti kita semua tahu, siswa tahun pertama seharusnya melakukan kunjungan ke Masjid Hounslow pada tanggal 24 Mei. Melihat perkembangan situasi politik belakangan ini, setelah meminta saran, Saya memutuskan untuk membatalkan acara kunjungan ini."
Evans juga menulis bahwa acara kunjungan ke masjid akan diatur lagi menjelang akhir semester, tergantung pada perkembangan situasi. "Keselamatan anak-anak selalu menjadi prioritas dan inilah yang menjadi alasan dari keputusan pembatalan ini," tulis Evans.
Alasan yang dikemukakan kepala sekolah, membuat para orang tua siswa marah. Mereka menganggap pihak sekolah sudah menyampaikan "pesan" yang salah tentang Islam dan Muslim pada anak-anak.
"Ini keputusan yang paling aneh dan berlebihan. Keputusan ini diambil seolah-olah atas dasar kurangnya pengetahuan dan sikap fanatik, yang bertentangan dengan apa yang seharusnya diberikan dalam pendidikan. Bagaimana saya harus menjelaskan ini pada anak-anak saya?" kritik salah satu orang tua siswa.
Kunjungan ke masjid merupakan bagian dari program sekolah untuk mengenalkan pada para siswa tentang agama dan kebudayaan yang beragam. Dalam kunjungan ini, para siswa-siswi akan diajak berkeliling masjid, melihat bagaimana muslim menunaikan salat dan bertemu langsung dengan teman-teman mereka dari sekolah dasar Suffah, sekolah Islam yang bekerjasama dengan pihak masjid.
Namun para siswa-siswi itu harus kecewa karena sikap kepala sekolah mereka yang "berlebihan". Jane Evans dalam pernyataannya juga mengatakan bahwa ia membuat keputusan yang sama atas semua rencana kunjungan ke gedung dan area publik yang besar kemungkinan menjadi target serangan "teroris".
"Saya mendapat dukungan dari beberapa orang tua siswa terhadap keputusan yang saya buat," klaim Evans. (ln/DM)