Kepala Museum Italia Minta Maaf Pada Muslimah Bercadar

Filippo Pedrocco, Kepala museum Ca’ Rezzonico yang berada di kota Venesia, Italia menyampaikan permohonan maafnya pada seorang muslimah atas tindakan seorang aparat keamanan museum yang meminta muslimah itu melepas cadarnya.

Kepala museum yang menyimpan benda-benda seni karya masyarakat Venesia dari abad ke-18 itu minta maaf setelah kasus ini diangkat oleh media massa Italia dan memicu perdebatan para politisi dari kelompok kiri-tengah dan kelompok kanan-tengah di negeri itu.

Peristiwanya terjadi pada hari Minggu (24/8), ketika muslimah bercadar itu bersama suami dan anak-anak mereka berkunjung ke museum tersebut. Ia sudah melewati tempat pemeriksaan museum dan diizinkan masuk. Tapi ketika muslimah itu ingin melihat-lihat ke lantai dua, petugas keamanan museum memintanya agar melepas cadar. Permintaan itu ditolak dan muslimah itu beserta keluarganya memilih meninggalkan gedung museum.

Tidak diketahui identitas jelas keluarga muslimah tersebut, tapi disebut-sebut mereka anggota keluarga terpandang di Arab Saudi atau salah satu negara Teluk yang sedang berkunjung Venesia.

Hukum anti-terorisme Italia yang diberlakukan sejak tahun 1970-an memang melarang seseorang mengenakan penutup muka di tempat-tempat umum, tapi seringkali diberlakukan pengecualian bagi penutup muka yang sering dikenakan perempuan muslim.

"Kami minta maaf atas kejadian ini dan jika ia (muslimah itu) ingin datang lagi ke museum kami, kami akan menyambutnya, " kata Filippo.

Laporan-laporan media massa Italia mengutip pernyataan Filippo yang mengatakan bahwa penjaga museum yang meminta muslimah tersebut memuka cadarnya adalah pegawai paruh waktu yang dipekerjakan dari sebuah perusahaan keamanan. Menurut Filippo, pihaknya akan mengambil langkah disipliner terhadap pegawainya itu dan kemungkinan besar akan dipecat.

Namun oleh sebagian masyarakat Italia yang tinggal di kawasan Veneto, aparat ke manan museum yang namanya dirahasiakan, dianggap sebagai pahlawan. Anggapan warga kota Veneto tidak mengherankan karena sejak lama terjadi ketegangan antara warga lokal dengan para imigran Muslim di kota itu.

Anggota Liga Utara yang dikenal sebagai tokoh anti-imigran, Senator Roberto Castelli meminta menteri kehakiman Italia ikut campur dalam kasus ini dengan mencegah tindakan disipliner atau pemecatan terhadap pegawai keamanan museum itu. Permintaan serupa juga dilontarkan Deputi Walikota Treviso-kota yang terletak di utara Venesia-Giancarlo Gentilini. Ia bahkan mengatakan, pegawai museum itu seharusnya diberi penghargaan dan bukan hukuman. (ln/al-arby)