Sebuah penolakan terhadap keputusan Presiden Palestina Abbas terkait pelucutan senjata, mulai muncul. Kali ini berasal dari internal gerakan Fatah sendiri, yakni Faruq Qadumi yang menjabat sebagai kepala biro politik PLO.
Ia menegaskan pandangannya bahwa selama ada penjajah Zionis Israel maka Palestina tidak boleh melucuti senjata perlawanannya, meskipun ada perintah untuk melepas senjata guna membuka ruang dialog dengan Israel.
Qadumi dalam pernyataannya yang dilansir Islamonline menyampaikan, “Di saat rakyat Palestina menghadapi banyak kejahatan dari penjajah, muncul berbagai seruan untuk melucuti senjata para pejuang dengan dalih memberi suasana kondusif bagi perundingan. Terhadap seruan seperti ini, kami tegaskan bahwa senjata akan tetap berada di tangan rakyat Palestina selama masih ada penjajah Zionis Israel yang berada di atas tanah air kita. Perlawanan terhadap penjajah adalah hak yang legal. ”
Ia menambahkan pula bahwa pihaknya takkan terkecoh oleh isu-isu yang diangkat oleh Israel sebagaimana dikumandangkan oleh PM Israel Olmert di Sharm Syaikh, sementara jelas-jelas pasukan Israel melakukan operasi militer dan membantai rakyat Palestina di Ghaza dan Tepi Barat dengan darah dingin. Menurutnya lagi, perilaku jahat Israel itu harusnya menyatukan barisan rakyat Palestina untuk sama-sama mengarahkan senjata mereka terhadap penjajah Israel saja.
Pernyataan Faruq Qadumi disampaikan setelah tiga hari pernyataan Presiden Abbas yang menetapkan larangan bagi seluruh perlawanan bersenjata Palestina. Abbas melarang seluruh milisi bersenjata dan berbagai kepemilikan amunisi, bahan peledak dan sebagainya yang bisa digunakan sebagai serana perlawanan, bahkan semua bahan yang dianggap bisa membahayakan sistem pemerintah secara umum.
Pemerintah Abbas melalui sayap keamanannya juga dalam beberapa hari terakhir melakukan penangkapan terhadap sejumlah petinggi Hamas di Tepi Barat dengan tuduhan memiliki senjata, dan dianggap sebagai kelompok kudeta di Tepi Barat. (na-str/iol)