Eramuslim.com – Berita pembunuhan tiga pemuda Muslim di perguruan AS tenggelam teratur dibawah “standar ganda” media mainstream, membuktikan bahwa para jurnalis barat – lah yang secara langsung bertanggung jawab memicu Islamofobia.
Deah Barakat, Yusor Mohammad dan Mohammad Razan Abu-Salha terbunuh pada Selasa ditembak dikepala dalam pembunuhan bergaya eksekusi di Chapel Hill, North Carolina oleh teroris Craig Stephen Hicks, dan selutuh media AS menyembunyikan identitas agama pelaku dengan menyebutkan pria tersebut adalah seorang Atheis.
Mayoritas penyiaran TV nasional AS terkesan lambat untuk menangkap cerita, dan motif pembunuhan .
Bahkan beberapa stasiun hanya mengungkap klaim bahwa Hicks telah menembak tiga pemuda Muslim itu hanya karena sengketa parkir di luar kompleks apartemen tempat mereka tinggal, sebuah alasan yang tidak masuk akal.
Namun respon akan berbeda jika situasinya terbalik , bila saja Hicks adalah Muslim dan korbannya beragama non Muslim atau berkulit putih, kata seorang komentator.
“Bila Anda seorang Muslim dan melakukan kejahatan maka dengan mudah mereka sebut anda teroris, ketika Anda seorang negro Afrika-Amerika melakukan kejahatan maka anda adalah preman,” kata Abed Ayoub, direktur hukum dan kebijakan dari Komite Amerika-Arab Anti-Diskriminasi (ADC)
“Tapi ketika Anda memiliki seorang pria kulit putih melakukan kejahatan , maka mereka mencari alasan sangat sepele, seperti rebutan tempat parkir, atau dia sakit jiwa. Dan kelompok minoritas sangat muak dengan standar ganda ini. ”
Di Inggris, wartawan Sabbiyah Pervez juga melihat bagaimana media mainstream telah lambat untuk menangkap berita. Dia menulis sebuah artikel opini di surat kabar The Independent menggambarkan “dehumanisasi” Muslim, dengan judul mencolok ‘Tiga pemuda Muslim dieksekusi , tetapi media mengabaikannya karena mereka Muslim’ (Arby/Dz)